REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Laksamana (Purn) TNI Tedjo Edhy Purdijatno mengaku tidak tahu apakah penyerangan Menkopolhukam Wiranto sebagai kejadian rekayasa seperti anggapan sejumlah kalangan. Namun ia menyarankan sebaiknya tidak melebar ke arah tersebut.
"Saya tidak tahu itu persisnya. Jangan terlalu jauh melebar ke sana, hanya kejadiannya begitu cepat. Beliau turun dari mobil, polisi maju, ini merangsek dari belakang dan langsung menusuk," kata Tedjo Edhy Purdijatno seusai menjenguk Wiranto, di RSPAD, Jakarta, Jumat (11/10).
Menurut, Mantan Menko Polhukam itu, Wiranto benar-benar mendapatkan dua luka tusukan dan saat ini sedang dalam tahap pemulihan kondisi pasca-tindakan medis.
"Benar memang ada dua bekas luka tusukan di situ, (informasi) dari dokter, sudah dikeluarkan pendarahan dari dalam, tinggal menunggu kondisi beliau pulih kembali," kata dia.
Tedjo Edhy juga sempat berbincang sebentar dengan Wiranto, namun dia lebih menyarankan Menko Polhukam itu lebih banyak istirahat agar segera pulih.
Sebelumnya, pada Kamis 10 Oktober 2019, Wiranto diserang oleh orang tidak dikenal ketika kunjungan kerja ke Pandeglang, Banten. Wiranto dikabarkan terkena dua tusukan benda tajam di perut akibat penyerangan tersebut, ia awalnya mendapatkan perawatan di RSUD Berkah, Pandeglang. Kemudian Wiranto dirujuk ke RSPAD Gatot Soebroto Jakarta.
Selain Wiranto, tiga orang lainnya juga terkena tusukan pelaku, yaitu ajudan Wiranto, Kapolsek Menes Pandeglang Kompol Daryanto, dan seorang pegawai Universitas Mathla'ul Anwar.