REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Menyikapi penyerangan terhadap Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan HAM (Menkopolhukam) Wiranto, Kepolisian Daerah Jawa Timur menginstruksikan kepada Polres jajaran untuk meningkatkan pengamanan. Utamanya pengamanan terhadap pejabat VIP maupun tamu VVIP yang ada atau berkunjung ke Jawa Timur.
"Situasi penusukan terhadap Menkopolhukam RI, Kapolda Jatim menyampaikan langsung kepada kapolres agar meningkatkan status dalam rangka pengamanan VIP maupun VVIP," ujar Kabid Humas Polda Jatim Kombes Pol. Frans Barung Mangera di Mapolda Jatim, Surabaya, Jumat (11/10).
Barung mrlanjutkan, pihaknya juga melakukan peningkatan deteksi terhadap kelompok-kelompok yang terindikasi melakukan tindakan-tindakan anarkistis. Terutama, menjelang pelantikan Presiden Joko Widodo yang rencananya dilakukan pada 20 Oktober 2019.
"Ini juga untuk melakukan deteksi pada kegiatan kegiatan kelompok-kelompok anarkis, terutama menjelang 20 Oktober. Oleh karena itu seluruh jajaran agar peningkatan pengamanan, patroli dan menyangkut tentang kegiatan kelompok anarkis agar dilakukan pemantauan," ujar Barung.
Barung melanjutkan, Kapolda Jatim juga meminta agar tim intelejen dan reserse bekerja sama meningkatkan pemantauan bahkan penegakan hukum. Tentunya terhadap kelompok yang sekiranya dapat dideteksi bisa menimbulkan potensi gangguan Kamtibmas.
Seperti diketahui, Menkopolhukam Wiranto diserang orang tak dikenal usai menghadiri peresmian Gedung Kuliah di Universitas Mathla'ul Anwar di Pandeglang, Banten, Kamis (10/10). Atas peristiwa ini, Wiranto mengalami luka tusuk pada bagian perut. Saat ini, Wiranto pun mendapat penanganan di RSPAD Gatot Subroto, Jakarta.