Jumat 11 Oct 2019 08:52 WIB

Anak Panah di Kaki Perantau

Putri adalah korban tragedi Wamena yang dipulangkan ke tanah Minang

Rep: Febrian Fachri/ Red: Esthi Maharani
Putri (30) korban luka parah tragedi Wamena tiba di Bandara Internasional Minangkabau (BIM), Kamis (10/10), berniat melanjutkan hidup di kampung halaman di Kabupaten Pesisir Selatan, Sumbar selamanya setelah suami dan anaknya meninggal di Wamena.
Foto: Republika/Febrian Fachri
Putri (30) korban luka parah tragedi Wamena tiba di Bandara Internasional Minangkabau (BIM), Kamis (10/10), berniat melanjutkan hidup di kampung halaman di Kabupaten Pesisir Selatan, Sumbar selamanya setelah suami dan anaknya meninggal di Wamena.

REPUBLIKA.CO.ID, Putri (30) salah seorang perantau Minang yang menjadi korban luka cukup parah saat tragedi Wamena tiba di Kota Padang, Kamis (10/10) Putri mendarat di Bandara Internasional Minangkabau (BIM) pada pukul 17.45 WIB. Putri sejak pagi terbang dari Bandara Sentani Jayapura didampingi oleh dua orang petugas.

"Senang sekali akhirnya saya tiba di kampung halaman," kata Putri kepada awak media di pintu kedatangan domestik BIM.

Putri mendarat didampingi dua orang dari Ikatan Keluarga Minang Papua

Kedatangan Putri disambut Wakil Gubernur Sumatera Barat Nasrul Abit dan juga oleh sanak keluarga Putri dari Kabupaten Pesisir Selatan.

Keluarga besar yang menyambut putri menangis berurai air mata memeluk ibu satu anak itu begitu keluar dari pintu kedatangan BIM. Putri pun ikut menangis karena bahagia ia kini sudah bersama keluarga besar. Putri duduk di kursi roda karena tubuhnya belum kuat untuk berjalan.

Putri diketahui mengalami luka di bagian lengan, dada kiri, bahu kanan dan kiri, kaki kanan dan kiri karena terkena tancapan anak panah yang ditembakkan oknum perusuh di Wamena. Sebagian wajah putri juga mengalami luka bakar yang terlihat mulai mengering.

Sementara keluarga kecilnya diketahui tidak selamat dari kerusuhan Wamena. Suaminya, Syafriyanto (36) dan anaknya Rizki (4) harus meregang nyawa akibat tragedi Wamena. Jenazah Syafriyanto dan Rizki sudah sejak Kamis (26/9) lalu dipulangkan ke Pesisir Selatan oleh Pemda Papua bersama enam jenazah lain.

Putri baru empat tahun merantau ke Papua sejak ia menikah dengan Syafriyanto. Putri ikut suaminya yang sudah dua tahun merantau ke Wamena sebelum mereka menikah. Di tahun pertama pernikahan keduanya, mereka dikaruniai seorang anak bernama Rizki. Kembali menghirup udara Ranah Minang, Putri merasa kondisinya semakin membaik. Apalagi bisa berkumpul bersama keluarga besar yang akan menjaganya.

"Bisa ketemu keluarga, saya rasanya sudah tidak merasakan sakit. Ingin segera pulang saja ke Pesisir Selatan," ucap Putri.

Putri bertekad akan melanjutkan sisa hidupnya di Pesisir Selatan. Putri tak mau lagi kembali ke Wamena, Papua walau sejumlah asetnya masih di sana.

"Tidak akan lagi pergi ke Papua. Anak saya dan suami saya tidak ada lagi. Jadi apa yang saya cari di sana. Kios-kios kita semua telah dibakar," ucap Putri.

Usai mengalami kejadian naas di Wamena, Putri yang merupakan pedagang barang harian itu sempat dirawat di RSUD Wamena. Kemudian ia melanjutkan pengobatan di Jayapura. Sekarang Putri akan melanjutkan pengobatan di Rumah Sakit Umum Pusat M Djamil Padang dengan biaya yang akan ditanggung oleh Pemprov Sumbar.

"Lengan ibu putri harus dioperasi ulang nanti di M Djamil karena pengobatan di Jayapura belum maksimal," ujar Wakil Gubernur Sumatera Barat Nasrul Abit

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement