Jumat 11 Oct 2019 06:10 WIB

Gempa Susulan di Maluku Capai 1.316 Kali

Sedangkan gempa yang dirasakan langsung masyarakat sebanyak 153 kali.

Petugas BMKG Stasiun Geofisika Ambon memantau perkembangan gempa bumi yang mengguncang Pulau Ambon, Maluku, Kamis (10/10/2019).
Foto: Antara/Izaac Mulyawan
Petugas BMKG Stasiun Geofisika Ambon memantau perkembangan gempa bumi yang mengguncang Pulau Ambon, Maluku, Kamis (10/10/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, AMBON -- Guncangan gempa bumi tektonik susulan yang terjadi di Pulau Ambon, Haruku, dan Pulau Seram Bagian Barat hingga hari ini sudah mencapai 1.316 kali. "Setelah gempa bumi tektonik bermagnitudo 6,5 pada Kamis, (26/9) hingga Kamis (10/10) pukul 15.00 WIT sudah terjadi 1.316 kali gempa susulan. Gempa yang dirasakan langsung masyarakat sebanyak 153 kali," kata Pengamat Pertama Geofisika (PPG) BMKG Pusat Gempa Regional IX Ambon, Teddy Dwi Riadi di Ambon, Kamis (10/10).

Intensitas gempa dengan magnitudo bervariasi. Namun kedalamannya yang hanya 10 kilometer hari ini cukup membuat khawatir masyarakat di Pulau Ambon dan sekitarnya. Menurut dia, belum ada alat secanggih apa pun yang bisa mendeteksi kapan terjadi gempa bumi tektonik dengan besaran kekuatan serta lokasinya berada di mana.

Baca Juga

Gempa bumi tektonik susulan dengan magnitudo 3,4 awalnya terjadi pada Kamis, (10/10) pukul 04.47.50 WIB pada koordinat 3,68 Lintang Selatan dan 128,16 Bujur Timur. Kedalaman gemoa 10 kilometer di bawah permukaan laut dan dirasakan III MMI di Kota Ambon. Jaraknya hanya tiga kilometer ke utara Ambon dan tidak berpotensi gelombang tsunami.

Kemudian terjadi gempa susulan dengan magnitudo 5,2 pada kedalaman 10 Km pukul 11.39.44 WIB dan secara beruntun terjadi berulang kali dalam hitungan detik maupun menit. Teddy Dwi Riadi juga mengimbau masyarakat untuk tidak panik dan termakan isu adanya peringatan tsunami di Desa Passo, Kecamatan Baguala (Kota Ambon). Imbauan tersebut berkaitan dengan beredarnya isu peringatan tsunami melalui sebuah media sosial dengan nama Didax Sismo.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement