REPUBLIKA.CO.ID, GARUT -- Sebanyak 25 warga Garut menjadi pengungsi setelah kerusuhan melanda Wamena, Kabupaten Jayawijaya, Papua. Dari jumlah itu, sebanyak 18 orang kini telah mengungsi di Jayapura dan siap dipulangkan ke Jawa Barat (Jabar).
Pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Kabupaten Garut, Nurdin Yana mengatakan masih terus melakukan pendataan terhadap warganya yang masih berada di Papua. Menurut dia, warga yang telah megungsi akan segera dipulangkan difasilitasi Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jabar.
"Pemprov sudah memfasilitasi kepulangannya. Besok mereka sudah tiba di Bandung jika tidak ada perubahan," ujar Nurdin saat dihubungi wartawan, Senin (7/10).
Ia menambahkan, berdasarkan informasi yang ada, tidak ada warga Kabupaten Garut yang menjadi korban akibat kerusuhan di Wamena. Namun, akibat kerusuhan itu warga Garut yang rata-rata telah lebih dari satu tahun merantau ke Papua merasa tak tenang.
"Tapi sekarang posisinya sudah aman di Jayapura," kata dia.
Nurdin menyebut, jumlah pengungsi asal Kabupaten Garut bisa saja berubah. Hingga kini ia juga masih melakukan pendataan.
"Insya Allah besok pulang dan diterima di provinsi dulu. Besok sore kami akan jemput mereka ke Bandung," kata dia.
Sementara itu, terdapat lima orang warga asal Kabupaten Tasikmalaya yang berada di Papua. Kepala Bidang Penanganan Korban Bencana dan Pembinaan Sosial, Dinsos Kabupaten Tasikmalaya, Rahmat ZM mengatakan, angka itu didapatkan dari data Dinsos Provinsi Jabar.
"Sementara sesuai data ada lima orang," kata dia saat dikonfirmasi.
Menurut dia, saat lima orang perantau asal Tasikmalaya itu dalam keadaan baik. Namun, ia tak menyebut secara rinci keadaan warganya yang masih berada di Papua.
Ia menambahkan, Pemprov Jabar telah bersedia memfasilitasi warga Jabar untuk kembali dari Papua. "Rencananya besok sampai di Bandung, lalu dijemput ke daerah asalnya masing-masing oleh bupati," kata dia.