Senin 07 Oct 2019 09:44 WIB

BUMN Salurkan Rp 2,5 Miliar untuk Korban Gempa Maluku

Bantuan telah didistribusikan ke 47 titik pengungsian warga yang tersebar di Ambon.

Sejumlah pengungsi korban gempa bumi memperbaiki tenda yang ditempatinya di lokasi pengungsian Desa Waai, Pulau Ambon, Kecamatan Salahutu, Kabupaten Maluku Tengah, Sabtu (5/10). Para pengungsi tersebut mengungsi ke hutan dan menempati tenda-tenda yang dibangun sendiri pascagempa yang mengguncang Pulau Ambon dan sekitarnya, Kamis (26/9).
Foto: ANTARAFOTO/Izaac Mulyawan
Sejumlah pengungsi korban gempa bumi memperbaiki tenda yang ditempatinya di lokasi pengungsian Desa Waai, Pulau Ambon, Kecamatan Salahutu, Kabupaten Maluku Tengah, Sabtu (5/10). Para pengungsi tersebut mengungsi ke hutan dan menempati tenda-tenda yang dibangun sendiri pascagempa yang mengguncang Pulau Ambon dan sekitarnya, Kamis (26/9).

REPUBLIKA.CO.ID, AMBON  -- Sinergi BUMN Hadir Untuk Negeri dalam penanggulangan bencana gempa di Provinsi Maluku berhasil menghimpun dan menyalurkan bantuan senilai Rp 2,5 Miliar dari berbagai badan usaha milik negara tersebut.

Siaran pers PT Wijaya Karya (WIKA) selaku koordinator Posko BUMN Peduli Gempa Ambon dan sekitarny, Senin (7/10), menyebutkan bantuan tersebut berupa uang tunai, barang maupun jasa lainnya. Bantuan telah didistribusikan ke 47 titik pengungsian warga yang tersebar di tiga wilayah administratif yaitu Kota Ambon, Kabupaten Maluku Tengah dan Kabupaten Seram Bagian Barat.

Baca Juga

Selain menyalurkan lewat Posko Induk di kawasan Desa Wayame, Teluk Ambon, BUMN juga didorong untuk langsung menyalurkan ke titik-titik pengungsian dan melaporkan titik distribusi, jenis bantuan beserta nilainya untuk dimasukkan ke dalam database.

"Mekanisme ini membuat penyaluran lebih cepat sehingga bisa segera dirasakan manfaatnya oleh masyarakat sekitar," Manajer Biro Corporate WIKA Harris Ary Soekamto.

Menurut dia, tantangan yang dihadapi di lapangan adalah pada titik-titik pengungsian yang letaknya berada di pulau yang terpisah dari kota Ambon, karena keterbatasan akses transportasi dan lokasi pengungsian yang berada di perbukitan.

Koordinator CSR WIKA Yuliana menambahkan, distribusi bantuan menuju Seram Bagian Barat dan Maluku Tengah harus menggunakan transportasi laut, dan untuk sampai pada titik-titik pengungsian di daerah terpencil yang tidak sepenuhnya dapat mengandalkan kendaraan, barang-barang bantuan itu harus digotong naik ke daerah perbukitan.

Untuk mengatasi hal tersebut, BUMN saling bersinergi dengan mengoptimalkan sumber daya yang dimiliki terutama dari segi transportasi angkutan barang menuju daerah yang sangat membutuhkan bantuan. Guna memastikan penyaluran bantuan tepat sasaran dan tidak tumpang tindih, Posko BUMN aktif bekerja sama dengan Pemerintah Provinsi Maluku dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah Maluku.

Sementara itu, distribusi bantuan dari Posko BUMN pun turut melibatkan relawan yang berasal dari komunitas lokal maupun LSM yang telah berpengalaman dalam penanggulangan bencana di sejumlah daerah di Indonesia. "Kita semua bersatu dengan tujuan yang sama, memastikan bahwa kami hadir untuk berbagi dalam masa-masa sulit yang dialami oleh masyarakat Maluku. Dengan sinergi ini, bantuan yang paling mendesak seperti Tenda, makanan dan minuman maupun obat-obatan terus-menerus disalurkan," kata Harris.

Selain memenuhi kebutuhan hidup, Posko BUMN juga menghadirkan sejumlah konselor untuk mengadakan trauma healing. Langkah ini dibutuhkan mengingat psikologis anak-anak pascabencana yang masih dalam kondisi traumatik. Pada tahap awal, trauma healing akan dimulai di Desa Waai dengan melibatkan lebih dari 100 anak dan akan dilanjutkan ke titik-titik lainnya.

"Semoga situasi semakin membaik dan Maluku bisa kembali pulih seperti sedia kala," kata Harris.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement