Ahad 06 Oct 2019 23:47 WIB

Pemprov Jabar Terus Koordinasi Pulangkan Warganya di Wamena

Ada sekitar 180 warga Jawa Barat yang mengungsi ke Sentani.

Rep: Bayu Adji P/ Red: Andri Saubani
Sejumlah pengungsi korban konflik di Wamena turun dari mobil di halaman Kantor Dinsos Provinsi Banten di Serang, Ahad (6/10/2019).
Foto: Antara/Asep Fathulrahman
Sejumlah pengungsi korban konflik di Wamena turun dari mobil di halaman Kantor Dinsos Provinsi Banten di Serang, Ahad (6/10/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA -- Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat (Jabar) terus berkoordinasi untuk memulangkan warganya yang masih berada di Wamena, Papua, akibat imbas kerusuha yang terjadi di tempat itu. Wakil Gubernur Jabar Uu Ruzhanul Ulum mengakui, ada warganya yang minta dipulangkan ke kampung halaman.

"Tadi mau ada video call dengan Gubernur (Ridwan Kamil). Mereka dalam keadaan baik," kata dia di Kota Tasikmalaya, Ahad (6/10).

Ia menegaskan, Pemprov Jabar memberikan perhatian serius kepada warganya yang berada di Wamena. Pasalnya, mereka benar-benar membutuhkan perlindungan dan jaminan keselamatan. Namun untuk saat ini, menurut dia, keadaan sudah berangsur pulih.

Bedarsarkan surat Pengurus Provinsi Papua Forum Komunikasi Masyarakat Tatar Sunda Pangumbaraan yang diterima Dinsos Jabar pada Kamis (3/10), terdapat 48 orang warga Jabar yang mengungsi, dengan rincian 40 laki-laki, tiga perempuan, dan lima anak-anak. Namun, informasi lain dari Paguyuban Sunda Papua menyebutkan bahwa terdapat sekira 180 orang warga Jabar yang mengungsi di Sentani.

"Kita sudah komunikasi dengan warga Jabar di sana dan tokoh di sana. Tahapan pemulangannya bagaimana, Pemprov Jabar akan fasilitasi mereka," kata Uu.

Ia berharap, masalah yang terjadi di Wamena akan segera selesai. Dengan begitu, warga Jabar yang memiliki peluang mengembangkan kemampuannya di sana dapat terjamin keselamatannya.

"Harapan kami semua aman di sana. Karena di NKRI tak ada aturan orang Jabar harus di Jabar, atau sebaliknya. Toh orang luar Jabar pun di sini banyak, dan mereka aman mencari pendidikan, berbisnis, berkeluarga, dan lain-lain," kata dia.

Uu mengingatkan, seluruh anak bangsa harus dapat duduk berdampingan. Namun, ia mengingatkan setiap orang juga saling menghargai dan menghormati, sehingga tak perlu terjadi hal yang tak diinginkan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement