Ahad 06 Oct 2019 14:10 WIB

Laju Inflasi di Purwokerto dan Cilacap 2019, Seperti Apa?

TPID Kabupaten Banyumas telah melakukan beberapa langkah.

Rep: Eko Widiyatmo/ Red: Agung Sasongko
Inflasi (ilustrasi)
Inflasi (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, PURWOKERTO -- Laju inflasi di Kota Purwokerto dan Cilacap sepanjang tahun 2019, diperkirakan masih di bawah ambang batas 3,5 persen plus satu. Hal ini ditopang dari laju inflasi pada Bulan September 2019, yang justru mengalami deflasi cukup besar.

''Perkiraan kami, inflasi tahun 2019 ada pada kisaran 2,7 hingga 3,2 persen. Masih jauh di bawah ambang batas 3,5 persen,'' jelas Kepala Perwakilan Bank Indonesia Purwokerto, Agus Chusaini, Sabtu (6/10).

Dia menyebutkan, pada Bulan September 2019 ini, laju inflasi di Kota Purwokerto dan Cilacap, membukukan deflasi yang cukup besar. Kota Purwokerto tercatat deflasi -0,5 persen, sedangkan Kota Cilacap juga mengalami deflasi sebesar -0,46 persen. ''Deflasi September 2019 yang terjadi di Kota Purwokerto ini, merupakan deflasi terbesar sejak tiga tahun terakhir,'' katanya.

Dia juga menyebutkan, bila dibandingkan dengan Bulan Agustus 2019, angka inflasi ini mengalami penurunan cukup tinggi. Sepanjang Agustus 2019, inflasi Kota Purwokerto tercatat 0,42 persen, sedangkan inflasi di Kota Cilacap yang tercatat sebesar 0,33 persen.

''Dengan demikian, setelah sempat terjadi kenaikan harga kebutuhan masyarakat pada bulan Agustus, pada Bulan September turun lagi dengan kisaran prosentase yang hampir sama,'' katanya.

Terjadinya deflasi, menurut Agus, disumbang oleh penurunan harga komoditas kelompok bahan makanan. Antara lain untuk komoditas cabai, daging ayam ras dan bawang merah.

Meski demikian Agus menyatakan, sepanjang akhir tahun mulai Oktober hingga Desember 2019, inflasi diperkirakan akan meningkat lagi. ''Pada Oktober 2019, inflasi diperkirakan akan berkisar pada pada 0,1 hingga 0,2 persen,'' jelasnya.

Menurutnya, kenaikan inflasi pada setiap menjelang akhir tahun, biasa terjadi mengingat adanya momentum libur panjang dan tahun baru. Dalam upaya pengendalian inflasi menjelang akhir tahun ini, Agus menyatakan, TPID Kabupaten Banyumas telah melakukan beberapa langkah. Di antaranya dengan melakukan pemantauan harga komoditas bahan pangan strategis, seperti beras, daging ayam ras, telur ayam ras, dan komoditas hortikultura.

''Fokus pengendalian inflasi antara lain dengan menjaga pasokan komoditas bahan makanan agar bisa memenuhi lonjakan kebutuhan masyarakat,'' jelasnya

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement