Sabtu 05 Oct 2019 23:00 WIB

Jumlah Penyintas Pascagempa Maluku Meningkat

Jumlah penyintas mencapai 135.875 orang.

Dai Tangguh BMH berdakwah dari tenda ke tenda  yang dihuni para pengungsi  korban gempa Ambon.
Foto: Dok BMH
Dai Tangguh BMH berdakwah dari tenda ke tenda yang dihuni para pengungsi korban gempa Ambon.

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Data Posko Penanganan Darurat Bencana Gempa Bumi Provinsi Maluku hari ini (5/10), pukul 18.00 WIT mencatat jumlah penyintas mencapai 135.875 orang. Padahal sehari sebelumnya jumlah penyintas sebanyak 111 ribu jiwa.

"Kenaikan jumlah pengungsi disebabkan berapa faktor seperti gempa susulan yang masih dirasakan oleh warga," kata Kepala Pusat Data, Informasi, dan Humas BNPB Agus Wibowo seperti dalam keterangan tertulis yang diterima Republika, Sabtu (5/10).

Baca Juga

Di samping itu, dia melanjutkan, kenaikan angka pengungsi khususnya di Kabupaten Seram Bagian Barat (SBB) disebabkan berita palsu atau hoaks. Informasi yang beredar melalui mulut ke mulut bahwa tanggal 9 Oktober 2019 nanti akan ada gempa besar. Faktor selanjutnya warga mengungsi karena ada informasi akan adanya bantuan. Namun tidak spesifik bantuan seperti apa yang diharapkan oleh warga yang sebelumnya pernah mengungsi.

"Data posko tadi juga mencatat total jumlah rumah rusak mencapai 6.975 unit. Jumlah rusak berat mencapai 1.914 unit dengan rincian Kabupaten Maluku Tengah (Malteng)  1.339, SBB 285 dan Kota Ambon 230," katanya.

Sedangkan rumah rusak sedang, total di Kabupaten Malteng 1.101 unit, SBB 469 dan Kota Ambon 241. Pada kategori rusak ringan mencapai 3.250 unit dengan rincian di Malteng 2.641 unit, Kota Ambon 546 dan SBB 333.

Sebelumnya Gempa dengan kekuatan M 6,5 pada 26 September 2019 lalu menyebabkan 37 orang meninggal dunia. Sebagian besar korban disebabkan karena tertimpa bangunan.

Terkait dengan pemenuhan logistik, khususnya permakanan, ia mengklaim stok bahan pangan masih cukup untuk kebutuhan satu bulan ke depan. "Namun demikian, beberapa jenis logistik diakui masih minim dari yang diharapkan oleh mereka yang masih mengungsi, seperti tenda atau terpal," ujarnya.

Hingga kini, ia menyebut posko mengidentifikasi sejumlah kebutuhan yang masih diperlukan selama penanganan darurat ini, seperti selimut, matras, air minum, air bersih dan kebutuhan logistik kesehatan. Di sisi lain, kebutuhan personel dengan latar belakang kesehatan juga masih dibutuhkan seperti dokter umum, bidan dan perawat, apoteker dan tenaga psikososial.

Sementara itu, bantuan logistik tahap kedua BNPB telah tiba di Ambon hari ini. "Total bantuan logistik yang telah diberikan sebagai berikut selimut 5.500 lembar, tenda gulung 5.000, matras 3.919, sandang 500 paket, family kit 200 paket, tenda keluarga kapasitas besar 15 unit, rumah sakit lapangan 1 unit dan _light tower portable_ 1 unit," ujarnya. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement