BANDUNG WETAN, AYOBANDUNG.COM—Saat ini, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) tengah menggelar sayembara desain ibu kota Indonesia yang akan berpindah ke Kalimantan. Sayembara yang total hadiahnya sebesar Rp 5 miliar tersebut mengajak masyarakat umum hingga arsitek untuk merancang tata ruang dan perencanaan ibu kota baru dengan visi yang telah ditentukan.
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil didaulat menjadi salah satu juri sayembara tersebut. Dirinya yang akan memberi penilaian dengan kapasitas sebagai arsitek menyebutkan, desain yang nantinya dianggap terbaik menurut kriterianya adalah desain yang akan menjadikan ibu kota baru tersebut sebagai kota terbaik sedunia.
AYO BACA : Sayembara Desain Ibu Kota Baru Resmi Diluncurkan, Emil Jadi Juri
"Kalau desain kota baru, harus jadi kota terbaik sedunia. Maka semua konsep-konsep terbaik sedunia itu harus berkumpul di ibukota baru karena kan dimulai dari nol, tidak ada konteks sejarah," ungkap Emil, sapa akrabnya ketika ditemui di gedung DPRD Jawa Barat, Kamis (3/10).
Dia menyebutkan, kota yang dibangun harus memiliki sifat humanis. Salah satu cirinya adalah keterjangkauan publik yang baik dalam mencapai suatu tempat.
AYO BACA : Sayembara Pengungkapan Kasus Novel, Wakil Ketua KPK Sumbang Sepeda
"Teori kelas dunia itu kota harus humanis, jangan mengulangi kota-kota yang tidak humanis. Ciri kota humanis adalah jarak dekat-dekat, bisa dijangkau jalan kaki jadi mengurangi penggunaan mobil dan motor," ungkapnya.
Selain itu, Emil mengatakan, bangunan-bangunan yang akan dibuat di atas kota tersebut harus mengusung tema ramah lingkungan. Unsur estetika pun harus tetap diperhatikan.
"Kedua, bangunannya harus Go-Green, ramah lingkungan, tidak bisa seperti sekarang. Kepadatannya harus cukup, tidak terlalu padat bikin sesak dan tidak terlalu berjauhan bikin boros transportasi. Sisanya estetika, seperti Bung Karno mendesain Monas," ungkapnya.
Adapun visi ibu kota baru yang ditetapkan Kementrian PUPR dalam sayembara tersebut meliputi tiga hal, yakni mencerminkan identitas bangsa, menjamin keberlanjutan lingkungan, sosial, dan ekonomi, serta mewujudkan kota yang cerdas, modern, dan berstandar internasional.
AYO BACA : Bappenas Klaim Ibu Kota Baru Bebas Karhutla