REPUBLIKA.CO.ID, TIMIKA -- Warga dari Wamena, Kabupaten Jayawijaya, yang mengungsi di posko sementara di Markas Pangkalan Udara (Lanud) TNI Angkatan Udara Yohanis Kapiyau di Timika, ibu kota Kabupaten Mimika, semuanya sudah meninggalkan tempat pengungsian. Komandan Pangkalan Udara TNI Angkatan Udara (AU) Yohanis Kapiyau Timika Letkol Penerbang Sugeng Sugiharto di Timika mengatakan bahwa pada Kamis pagi 20-an pengungsi korban kerusuhan Wamena telah diberangkatkan ke Makassar dan Jawa menggunakan pesawat Hercules TNI AU dari Timika.
Sebelumnya, Rabu (2/10), ia melanjutkan, ada 28 pengungsi Wamena yang diberangkatkan ke Makassar dan Jawa menggunakan pesawat Hercules TNI AU. "Sekarang tidak ada lagi pengungsi di Posko Mako Lanud Timika. Sebagian sudah pulang, ada juga yang masih berada di Timika diurus oleh keluarga mereka maupun paguyuban masing-masing," kata Letkol Sugeng.
Pada Kamis siang, pesawat Hercules TNI AU dari Wamena kembali membawa 12 pengungsi Wamena yang terdiri atas lima perempuan dan tujuh anak ke Timika. Setiba di Bandara Mozes Kilangin Timika pada pukul 13.20 WIT, mereka dibawa ke posko. Sementara di Lanud Timika untuk didata dan kemudian diserahkan ke keluarga dan paguyuban.
Seorang pengungsi mengatakan bahwa sebagian besar pengungsi Wamena memilih dievakuasi ke Jayapura. Pengungsi yang dievakuasi ke Jayapura kebanyakan perempuan dan anak-anak. Para laki-laki dewasa tidak meninggalkan Wamena.
"Yang mengungsi ke Timika hanya sedikit saja, sebagian besar ke Jayapura. Yang mengungsi hanya perempuan dan anak-anak, laki-laki tidak diizinkan naik pesawat keluar dari Wamena," kata seorang ibu muda sambil membimbing putranya ke mobil jemputan Lanud Timika. Menurut data Kementerian Sosial, hingga 2 Oktober 2019, sebanyak 11.646 orang telah meninggalkan Wamena setelah kerusuhan yang menewaskan lebih dari 30 orang meletus di Wamena pada 23 September 2019.