REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Polres Sukabumi Kota, Jawa Barat, menyerahkan puluhan pelajar yang terjaring razia penyekatan antisipasi berangkat ke DKI Jakarta ke Badan Narkotika Nasional Kota (BNNK) Sukabumi. Puluhan pelajar ini diduga menggunakan obat penenang.
"Dari hasil penyekatan tersebut kami berhasil menjaring 74 pelajar dari berbagai sekolah tingkat SMA sederajat. Dari hasil tes urine, sebanyak 66 di antaranya positif menggunakan obat keras (penenang) ilegal," kata Kapolres Sukabumi Kota AKBP Wisnu Prabowo di Sukabumi, Rabu (2/10).
Menurut dia, dari pemeriksaan urine, mereka ternyata 66 pelajar itu menggunakan obat keras yang terkandung zat Benzodiazepine. Maka dari itu, oknum pelajar yang positif menggunakan zat tersebut langsung dibawa ke tempat rehabilitasi BNNK Sukabumi dan Pusat Rehabilitasi Narkoba Lido, Bogor.
Puluhan pelajar itu dibawa ke tempat rehabilitasi tersebut dengan tujuan mencegah dari kecanduan. Mereka adalah aset yang harus diselamatkan dari terkontaminasi zat adiktif seperti narkoba maupun obat keras lainnya.
Di sisi lain, dari hasil pemeriksaan mereka berangkat ke Jakarta dengan menggunakan truk dengan alasan ingin main. Namun, ditemukan bukti lainnya adanya ajakan melalui grup WhatsApp dan media sosial untuk pergi ke Ibu Kota.
"Mereka yang tidak terbukti menggunakan zat Benzodiazepine dikembalikan lagi kepada orang tuanya dan diberikan pembinaan agar tidak lagi melakukan aksi yang bisa mencelakai orang lain maupun dirinya sendiri serta membuat warga tidak nyaman," tambahnya.
Dalam razia dan antisipasi adanya pelajar yang ikut bergabung dengan pelajar lainnya ke Jakarta, pihaknya melakukan penyekatan di beberapa titik, seperti Jalur Lingkar Selatan Cibolang, Terminal Baros, Stasion Sukabumi, dan Cisaat.
Dalam penyekatan ini, pihaknya juga berkoordinasi dengan Polres Sukabumi dengan perincian 19 siswa diamankan di wilayah hukum Polres Sukabumi dan 55 siswa di wilayah Polres Sukabumi Kota.