Rabu 02 Oct 2019 16:08 WIB

Jabar Diharap Capai Swasembada Pangan

Diharapkan Jabar tinggal landas dalam bidang pangan.

Rep: Lilis Sri Handayani/ Red: Gita Amanda
Sejumlah petani memanen daun bawang di area pertanian Kertasari, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Kamis (18/7/2019).
Foto: Antara/Novrian Arbi
Sejumlah petani memanen daun bawang di area pertanian Kertasari, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Kamis (18/7/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU -- Jawa Barat (Jabar) ditargetkan mencapai swasembada pangan. Dibutuhkan kepedulian semua kabupaten/kota, termasuk swasta, untuk bersama-sama mewujudkannya.

"Saya dan Kang Emil (Gubernur Jabar, Rdwan Kamil) berharap Jabar mencapai swasembada pangan,’’ ujar Wakil Gubernur Jabar, Uu Rhuzanul Ulum, saat membuka peringatan Hari Pangan Sedunia Tingkat Provinsi Jawa Barat, di lapangan Atletik Sport Center Kabupaten Indramayu, Rabu (2/10).

Baca Juga

Dengan swasembada pangan, lanjut Uu, maka kebutuhan pangan masyarakat di Jabar bisa dicukupi dengan produksi pangan dari masyarakatnya sendiri. Dia mencontohkan, jika masyarakat Jabar membutuhkan bawang merah, maka bawang merah itu dipasok dari produksi petani Jabar. Begitu pula dengan kebutuhan pangan lainnya, seperti cabai, garam, sapi, kambing, beras dan lainnya.

"Ibarat pesawat yang tinggal landas, kita harapkan juga Jabar tinggal landas dalam bidang pangan. Artinya sudah tidak butuh apa-apa lagi, siap terbang,’’ tegas Uu.

Uu mengakui, tidak semua kabupaten dan kota di Jabar bisa menghasilkan atau memproduksi pangan. Seperti misalnya Bekasi, yang tidak bisa maksimal dalam menghasilkan pangan karena lahannya berperan sebagai penyangga ibu kota.

Meski tidak bisa memproduksi pangan, lanjut Uu, Bekasi bisa mengolah hasil pertanian supaya memperoleh nilai tambah. Contohnya, beras yang dihasilkan di Karawang, dikemas  di Bekasi. Selain itu, mangga yang dihasilkan di Indramayu, juga bisa diolah di Bekasi.

"Tak mengapa tidak semua daerah bisa memproduksi pangan, tapi mereka bisa mengolah pangan supaya memberi nilai tambah,’’ kata Uu.

Uu menyatakan, pencapaian Jabar swasembada pangan itu ditargetkan terealisasi dalam lima tahun kepemimpinan Ridwan Kamil-Uu Rhuzanul Ulum. Namun, dia mengakui Pemprov Jabar tidak bisa sendirian dalam mewujudkannya. Dibutuhkan dukungan kabupaten/kota maupun pihak swasta.

Lebih lanjut Uu mengungkapkan, ada sejumlah tantangan dalam bidang pangan. Salah satunya menyempitnya lahan pertanian untuk keperluan pembangunan. Selain itu, menurunnya tingkat kesuburan tanah maupun kondisi cuaca yang tidak menentu juga menjadi kendala lain dalam keberhasilan bidang pangan.

"Untuk itu, dibutuhkan inovator yang mampu menghasilkan inovasi dalam bidang pangan. Tanpa ada inovasi, maka lambat laun bisa semakin sulit untuk mendapatkan pangan,’’ kata Uu.

Dalam kesempatan itu, Uu juga berharap agar keluarga petani mampu menurunkan kemampuan bertani kepada anggota keluarganya. Diharapkan, di dalam keluarga petani, minimal ada satu orang anggota keluarganya yang juga menjadi petani.

Sementara itu, Wakil Bupati Indramayu, Taufik Hidayat, menyebutkan, Kabupaten Indramayu memiliki tiga komoditas unggulan berupa padi, mangga, dan ikan laut. Tak hanya memenuhi kebutuhan masyarakat Indramayu, produksi ketiga produk itu juga mampu memasok kebutuhan Jawa Barat bahkan nasional.

Taufik menambahkan, situasi ketersediaan pangan di Kabupaten Indramayu telah memenuhi kebutuhan pangan masyarakat dengan ketersediaan energi sebesar 8.938 kkal per kapita per hari atau 372,4 persen, dan ketersediaan protein sebesar 364,6 gram per kapita per hari atau 578,7 persen.

''Pangan yang tersedia di Kabupaten Indramayu sudah cukup, namun belum beragam,'' kata Taufik.

Taufik menyebutkan, pangan yang telah tersedia dalam jumlah berlebih di antaranya adalah padi-padian, pangan hewani, sayur dan buah. Sedangkan pangan yang belum tersedia dengan jumlah yang cukup adalah umbi-umbian, kacang-kacangan, dan gula.

Sementara itu, dalam peringatan Hari Pangan Sedunia tersebut, dilaksanakan berbagai kegiatan seperti pameran produk pangan, makan sehat dan icip-icip pangan lokal Indramayu. Selain itu, lomba cipta menu pangan lokal non beras non terigu, lomba stand terbaik, lomba penyajian mangga gedong gincu termanis, terenak dan tereksotis, lomba beras PUPM terbaik, dan  pemecahan rekor MURI dodol mangga terpanjang.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement