Rabu 02 Oct 2019 15:48 WIB

Tingkat Partisipasi PAUD di DKI Jakarta Baru 20 Persen

Tahun 2030 Indonesia targetkan partisipasi 100 persen anak usia dini mendapatkan PAUD

Rep: Amri Amrullah/ Red: Gita Amanda
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.
Foto: Dinas Komunikasi, Informatika dan Statistik Pemprov DKI
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- DKI Jakarta sebagai kota megapolitan ternyata memiliki tingkat partisipasi Pendidikan Usia Dini yang masih cukup rendah. Hal ini disampaikan Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan saat peresmian Taman Penitipan Anak (TPA) Negeri dan Satuan PAUD Sejenis (SPS) Negeri di Provinsi DKI Jakarta, di Kantor Walikota Jakarta Barat, Rabu (2/10).

"Di Jakarta seharusnya investasi pendidikan usia dini tidak boleh kalah dengan pendidikan dasar dan menengah. Karena di Jakarta angka partisipasi anak yang ikut PAUD baru 20 persen. Padahal dari PAUD itulah tahapan yang paling penting bagi pendidikan anak," kata Anies menekankan kepada para guru dan orang tua.

Baca Juga

Anies mengingatkan pada tingkat pendidikan usia dini, anak anak mulai mengenal, belajar sambil bermain. Karena itu jangan pernah paksakan anak mampu baca tulis dan menghitung (calistung) saat di PAUD. Orang tua tidak perlu khawatir anak terlambat sehingga dipaksa anak usia dini belajar calistung.

"Di PAUD anak jangan dipaksakan memahami calistung, sehingga orang tua terjebak pada cara pendidikan yang salah. Biarkan PAUD menjadi tempat bermain sambil belajar," ujar Anies. Anies memaparkan peranan penting napa pendidikan PAUD, karena pendidikan usia dini itu memberikan return, dan return yang besar itu berasal dari PAUD.

Anies memaparkan pada tahun 2030 Indonesia menargetkan partisipasi 100 persen anak usia dini mendapatkan PAUD, dengan menandatangani kesepakatan dalam World Education Forum pada 2015 lalu. "Dan kita ingin Jakarta wilayah pertama yang mencapai target 100 persen tersebut," imbuh Anies.

Karena itu, Pemprov DKI akan menginvestasikan pendidikan usia dini, sebagai rencana ekonomi terbesar di bidang pendidikan. Kali ini dengan meresmikan 32 PAUD Negeri di kantor-kantor Pemprov DKI dan Pasar Jaya. Langkah ini terinsipirasi dari gagasan peraih Nobel bidang ekonomi, James J Heckman, dan Pemprov DKI Jakarta akan serius dan fokus untuk meningkatkan mutu pendidikan anak usia dini.

“Memang anak usia dini itu adalah fase paling mendasar. Semua yang kita pelajari dalam hidup adalah di usia paling dini, fase ini paling penting. Karena itu, beri kesempatan bagi mereka yang nantinya berada di TPA atau SPS untuk tumbuh berkembang,” jelas Anies.

Keberadaan TPA dan SPS yang bukan hanya secara kualitas ditingkatkan, tetapi juga secara kuantitasnya bertambah, sehingga akan membuat orang tua lebih mudah memonitor perkembangan sang anak agar mendapatkan pendidikan sesuai dengan umurnya.

“Kita menyadari sebagian dari kita bekerja dan mudah-mudahan dengan adanya TPA dan SPS ini orang tua bisa lebih tenang dalam bekerja dan anak-anak bisa bermain dengan leluasa,” tambahnya.

Anies juga berpesan agar para pengelola TPA dan SPS memberikan ruang lebih bagi anak untuk bermain dan mengembangkan imajinasinya. Anak-anak harus diberikan ruang berekspresi bebas, jangan terlalu banyak aturan. Bebas dalam artian apabila mereka bersenang-senang dan berimajinasi, jangan dihentikan.

Kedepan, Anies berharap, kuantitas TPA dan SPS Negeri terus bertambah, dengan tak hanya memberikan perhatian kepada TPA dan SPS Negeri, tetapi juga swasta, sehingga seluruh anak di Jakarta mendapatkan pendidikan usia dini yang sama.

Plt Kepala Dinas Pendidikan Syaefulloh menambahkan saat ini sedang disusun roadmap mengejar 100 persen partisipasi PAUD di DKI Jakarta. Namun saat ini, sambung dia, yang sudah dipersiapkan Pemprov DKI Jakarta menghadirkan PAUD sekaligus TPA di tempat dinas perkantoran Harapannya orang tua yang sedang bekerja, bisa menitipkan anaknya di PAUD atau TPA di tempat orang tuanya bekerja.

"Sehingga orang tua tidak perlu khawatir, sambil orang tua bekerja bisa menitipkan anak atau memasukkan anak di PAUD tempat ia bekerja," imbuhnya.

Pendirian 32 PAUD ini, lanjut Syaefulloh, menggunakan fasilitas ruangan yang sudah ada di beberapa area perkantoran, baik di kantor Wali kota dan kantor Kecamatan. Sedangkan perlengkapan alat-alatnya berupa partisipasi dari sumbangan perusahaan yang aktif dalam Coorporat Social Responsibility (CSR) di wilayah Jakarta.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement