REPUBLIKA.CO.ID,PADANG--Ulama dan penulis senior Sumatrra Barat Buya Mas'oed Abidin mengimbau warga Sumbar dan pendatang lainnya di Wamena agar tidak meninggalkan Wamena pascatragedi memilukan pekan lalu. Menurut Buya Mas'oed, Wamena tetaplah bagian dari NKRI.
Bila semua orang termasuk pendatang meninggalkan Wamena, menurut mantan ketua MUI Sumbar itu, akan sulit memperbaiki hubungan baik antara warga pendatang dengan penduduk asli.
"Jangan tinggalkan Wamena. Kalau semuanya keluar, akibatnya akan semakin susah nanti. Wamena itu tetap bagian dari Indonesia, negara kita," kata Buya Mas'oed kepada Republika, Selasa (1/10).
Buya Mas'oed masih heran siapa pihak-pihak yang menghasut sehingga tragedi Wamena terjadi. Ia menduga bisa saja ada pihak dari luar Indonesia yang mencoba merusak tatanan hidup dan kerukunan antar etnis yang ada di Wamena dan Papua.
Penulis buku Suluah Bendang di Minangkabau dan Surau Kito itu meminta bangsa Indonesia tidak terpancing dengan adanya upaya adu domba dari pihak yang tidak bertanggung jawab.
Semua anak bangsa menurut Buya Mas'oed harus sama-sama menjaga dan mepererat keutuhan negara yang sudah merdeka selama 74 tahun lebih ini.
"Sebenarnya yang memancing-mancing dan adu domba itu siapa sih, apa orang Sumbar, apa orang Indonesia. Atau malah pihak luar yang justru sengaja membuat kita terus berkemelut," ucap Buya Mas'oed.
Buya Mas'oed menyebut bangsa Indonesia tidak akan jadi bangsa yang kuat bila generasi mudanya mudah terpancing dengan berita-berita bohong yang bermunculan di berbagai media, terutama sosial media. Buya Mas'oed ingin generasi muda tumbuh menjadi generasi yang cerdas dan tidak mudah termakan dengan hasutan dari pihak-pihak yang tidak jelas.
Buya Mas'oed menilai persoalan di Wamena adalah persoalan nasional yang tengah ditangani pemerintah pusat dan pemerintah daerah terkait.
"Mari kita perbaiki keadaan ini agar jadi lebih baik," kata Buya Mas'oed menambahkan.