Selasa 01 Oct 2019 18:37 WIB

Potensi Bencana di Garut Mulai Dipetakan

Pemetaan dilakukan untuk menghadapi musim hujan.

Rep: Bayu Adji/ Red: Muhammad Hafil
Bencana alam (ilustrasi)
Foto: Dok Republika.co.id
Bencana alam (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID,GARUT – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Garut mulai melakukan pemetaan potensi bencana di wilayah selatan. Hal itu dilakukan untuk mengantisipasi bencana yang rawan terjadi ketika musim hujan, yang diperkirakan mulai terjadi pada Oktober 2019.

Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan, BPBD Kabupaten Garut, Tubagus Agus Sofyan mengatakan, langkah mitigasi wajib dilakukan untuk menghadapi musim penghujan di wilayah selatan Garut. Ia menyebut, beberapa potensi yang biasa terjadi di antaranya longsor, pergerakan tanah, hingga banjir.

Baca Juga

"Setiap hujan turun dengan intensitas tinggi, kejadian longsor hampir selalu terjadi di sejumlah titik di Garut selatan," kata dia, Selasa (1/10).

Menurut dia, bencana hidrologis itu disebabkan oleh beberapa faktor, mulai dari alam hingga ulah manusia itu sendiri. Ia menilai, dampak yang paling terasa adalah massifnya alih fungsi hutan juga pembalakan liar.

"Beberapa daerah di wilayah selatan ini tidak sedikit yang beralih fungsi dari yang seharusnya masih ditanami pohon tegakan atau daerah resapan air menjadi wilayah perkebunan hingga ladang dan pesawahan," kata dia. 

Agus mengatakan, pemetaan titik-titik rawan itu merupakan langkah mitigasi untuk meminimalisir dampak bencana. Langkah itu juga dilakukan untuk mempersiapkan warga ketika sewaktu-waktu bencana terjadi. 

"Kita juga memberikan pemahaman kepada warga dari sejumlah ancaman bencana selama musim hujan," kata dia.

Dengan begitu, lanjut dia, warga yang tinggal di daerah rawan dapat tahu yang harus dilakukan ketika bencana terjadi. jelasnya. Pasalnya, berkaca dari kejadian yang terjadi pada 2018, cukup banyak bencana yang terjadi di wilayah selatan Garut.

Ia juga mengimbau masyarakat untuk tidak mudah terpengaruh dengan informasi dari media sosial, khususnya dari sumber yang tidak bisa dipertanggungjawabkan. "Jika kemudian dari aparat terkait mengeluarkan peringatan, maka peringatan tersebut dipastikan bersamaan dengan langkah-langkah yang dilakukan, apakah evakuasi, atau seperti apa nantinya," kata dia.

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement