Selasa 01 Oct 2019 00:14 WIB

NU Papua Ajak Semua Pihak Menahan Diri

PWNU Provinsi Papua menegaskan kerusuhan di Papua bukan konflik SARA.

Prajurit TNI melakukan patroli keamanan di Wamena, Papua, Senin (30/9/2019).
Foto: Antara/Iwan Adisaputra
Prajurit TNI melakukan patroli keamanan di Wamena, Papua, Senin (30/9/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, JAYAPURA -- Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Provinsi Papua mengajak semua pihak untuk menahan diri dalam menyikpai situasi terkini di Bumi Cenderawasih. Seperti diketahui, konflik di Wamena, Papua saat ini berpotensi mengarah pada konflik horizontal.

"Kami ingin menyampaikan bahwa kerusuhan yang terjadi di Tanah Papua bukanlah konflik Suku, Agama, Ras dan Antar Golongan (SARA), maka kami meminta kepada semua pihak untuk bisa menahan diri dan tidak lagi melakukan tindakan kekerasan dalam bentuk apapun," kata Ketua PWNU Provinsi Papua Dr KH Toni VM Wanggai di Sekretariat PWNU Provinsi Papua di Kota Jayapura, Senin (30/9).

Baca Juga

Toni yang didampingi Sekretaris PWNU Muhammad Thoif dan Ketua LTN-NU Papua Joko Prayitno, Wakil Ketua PW Pergunu HM Syaiful, Sekretaris LTN-NU Papua dan Ketua Pergunu Papua F Hariyadi mengaku pernyataan ini sebelumnya telah dimusyawarahkan bersama dengan para pengurus NU Papua. "Kami juga menyampaikan duka cita mendalam dan keprihatinan atas jatuhnya korban pada kerusuhan di beberapa kota/kabupaten di Tanah Papua," katanya.

Ia berharap tidak ada yang membeda-bedakan antara Orang Asli Papua dengan orang non-Papua dalam menyikapi dinamika sosial pascakerusuhan. Tetapi, dapat bersama-sama tetap menjaga komitmen membangun Papua Tanah Damai.

"Dan juga tidak terpancing dengan isu-isu yang provokatif, berita bohong atau hoaks dari pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab yang bertujuan memicu konflik, yang berakibat merugikan semua pihak," katanya.

Toni juga meminta kepada aparat keamanan TNI dan Polri untuk memberikan jaminan keamanan kepada semua masyarakat dan memulihkan situasi kamtibmas lokal di Tanah Papua. "Dan terutama mendesak kepada aparat penegak hukum untuk menindak tegas setiap pihak yang bersalah dan pelaku kerusuhan," katanya.

NU Provinsi Papua, kata dia, juga mengajak kepada semua tokoh organisasi kemasyarakatan untuk menenangkan situasi dan menjaga kerukunan, persaudaraan, dan kebersamaan yang menjadi komitmen bersama sejak Deklarasi Papua Tanah Damai pada Tahun 2002 di Jayapura. "Kepada pemerintah dan seluruh elemen masyarakat untuk bekerja sama dalam upaya pemulihan pascakerusuhan," ujarnya.

Pada momentum itu, Toni juga mengajak kepada semua masyarakat di Tanah Papua untuk bersama-sama lebih mendekatkan diri kepada Tuhan melalui doa pemulihan dan senantiasa memohon pertolongan-Nya dalam menjaga kedamaian di Tanah Papua dan di seluruh Tanah Air. "Sekali lagi, kami ingin tegaskan bahwa masalah di Papua bukanlah soal SARA. Kami di sini bersama masyarakat serta aparat keamanan bisa menyelesaikan. Harapannya jangan ada mobilisasi massa dari kelompok atau ormas lainnya ke Papua," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement