Selasa 01 Oct 2019 04:20 WIB

Duh, Cirebon Hanya Miliki Dua Mobil Pemadam Laik Jalan

Lima dari tujuh mobil pemadam di Kota Cirebon telah berusia di atas 15 tahun

Rep: ayobandung.com/ Red: ayobandung.com
 kebakaran (ilustrasi)
kebakaran (ilustrasi)

CIREBON, AYOBANDUNG.COM -- Hanya dua dari total tujuh kendaraan pemadam kebakaran di Kota Cirebon yang layak beroperasi. Sisanya, dinilai sudah tak layak. 

Dengan kondisi semacam itu, Dinas Pemadam Kebakaran (Disdamkar) Kota Cirebon praktis kekurangan unit mobil pemadam kebakaran. Padahal, pada musim kemarau seperti sekarang, jumlah kejadian kebakaran di Kota Cirebon cukup tinggi.

Kepala Disdamkar Kota Cirebon, Adam Nuridin mengungkapkan, kelima kendaraan pemadam kebakaran yang sudah tak lagi layak kini telah berusia lebih dari 15 tahun. Akibatnya, lima kendaraan itu kerapkali mogok ketika dibutuhkan.

"Semuanya ada tujuh, dua masih layak, lima sisanya berusia di atas 15 tahun. Kondisi (lima unit kendaraan) masih bisa dipakai, hanya saja kurang layak jadi sering mogok ketika hendak dipakai," tuturnya, Senin (30/9/2019).

Secara umum, jumlah unit kendaraan pemadam kebakaran masih kurang. Dia menyebutkan, standarnya dua unit kendaraan pemadam kebakaran ada pada setiap kecamatan.

Sekalipun jumlah kendaraan pemadam kebakaran masih kurang, adanya nota kesepahaman antara Disdamkar Kota Cirebon dengan Disdamkar Kabupaten Cirebon selama ini telah turut membantu penanganan setiap kejadian kebakaran di Kota Cirebon.

"Ideal dan standarnya, per kecamatan itu satu pos damkar dengan dua unit kendaraan. Untungnya ada MoU dengan Disdamkar tetangga (Kabupaten Cirebon), jadi yang lebih dekat (ketika ada kebakaran) ya segera meluncur (kendaraan pemadam kebakaran)," terangnya.

Pihaknya sejauh ini sudah mengajukan permintaan bantuan kendaraan pemadam kebakaran tambahan kepada Pemerintah Provinsi Jawa Barat maupun pemerintah pusat.

Disinggung soal hidran air di tepian jalan yang jumlahnya lebih dari 100 di Kota Cirebon, Adam menilai pemanfaatannya kurang efektif. Tak jarang, ketika petugas akan mengambil air pada hidran, mereka harus berebutan dengan warga.

"Saluran hidran di Kota Cirebon tidak memiliki saluran sendiri, masih satu saluran dengan air PDAM yang didistribusikan kepada warga," jelasnya.

Saat ini pun hanya ada beberapa titik hidran  yang efektif, di antaranya di Jalan Pemuda dan Perumnas Harjamukti. Di luar itu, keberadaannya kurang efektif.

Sementara itu, sejak awal tahun hingga per tanggal 24 September 2019 terdata 163 kejadian kebakaran di Kota Cirebon. Pada triwulan pertama terjadi 24 kejadian, sedangkan pada triwulan kedua tercatat 30 kejadian.

"Triwulan ketiga sampai 24 September 2019 terdata 109 kejadian. Jadi total kebakaran 163 kejadian," beber Kepala Seksi Kesiapsiagaan Operasi dan Investigasi Pemadaman Disdamkar Kota Cirebon, Ahmad Wahyudi.

Dari 163 kejadian kebakaran di Kota Cirebon, kebakaran paling banyak terjadi pada lahan kosong atau sampah dengan 44 kejadian. Sementara kebakaran bangunan 23 kejadian.

Pihaknya mengingatkan masyarakat tak meninggalkan api ketika sedang membakar sampah ataupun lahan kosong.

Masyarakat sebenarnya dilarang membakar lahan maupun sampah. Peringatan itu bahkan sudah disampaikan melalui surat edaran wali kota agar masyarakat tak membakar lahan maupun sampah.

"Kalaupun membakar lahan kosong dan sampah, jangan sampai ditinggal supaya apinya tidak merembet," pintanya.

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ayobandung.com. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ayobandung.com.
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement