REPUBLIKA.CO.ID, JAYAPURA -- Dinas Kesehatan Provinsi Papua memastikan penanganan pelayanan kesehatan terhadap pasien korban demo yang berujung kerusuhan di Wamena, Kabupaten Jayawijaya, Senin (23/9), hingga saat ini masih berjalan. Prioritas penanganan korban gawat darurat sampai dengan H+5 adalah pelayanan kesehatan dasar di area pengungsi.
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Papua, Aloysius Giyai, mengatakan pelayanan kesehatan selanjutnya, yakni identifikasi korban meninggal, pelayanan pacscatrauma stress disaster yang dilakukan H+5 sampai dengan H+14. Kemudian, pengamatan penyakit potensi kejadian luar biasa (KLB) H+5 sampai dengan H+15.
"Waktu tanggap darurat 14 hari yakni 23 September sampai 6 Oktober 2019, letak posko gedung Ukumearek Asso, wilayah terdampak, Distrik Wamena Kota dan Distrik Hubikiak," kata Aloysius yang kini menjabat Pelaksana Tugas Direktur RSUD Jayapura itu, Ahad (29/9).
Ia mengatakan pelayanan RSUD untuk poli normal, pasien yang ke instalasi rawat darurat (IRD) sudah menurun. Namun, perubahan pola kesehatan masyarakat dari kasus trauma fisik beralih ke penyakit berbasis lingkungan.
"Selain merujuk pasien korban kerusuhan Wamena, RSUD Wamena juga merujuk pasien umum," kata mantan Direktur RSUD Abepura ini.
Hingga kini, pasar tradisional dan pertokoan sudah mulai buka walaupun jumlahnya masih sedikit, tetapi sekolah masih diliburkan. Pemerintahan belum normal dan jumlah pengungsi sangat fluktuatif karena adanya penambahan dari kabupaten tetangga, serta masyarakat yang akan keluar dari Wamena juga masih cukup tinggi.
Dari sisi sektor sarana dan prasarana, kata dia, jumlah kerusakan dan kerugian terbesar ada di wilayah Homhom dan Wouma yakni rumah warga dan toko. "Kantor Bupati Jayawijaya lumpuh total, jaringan listrik dan telekomunikasi, sarana transportasi umum darat belum normal, sarana transportasi udara untuk mengangkut penumpang hanya menggunakan Hercules dan pesawat Trigana," tambah dia.
Aksi unjuk rasa yang diwarnai kerusuhan di Wamena, Kabupaten Jayawijaya, Senin (23/9), merenggut puluhan nyawa, ratusan bangunan milik pemerintah maupun swasta rusak dan dibakar oleh massa demo.
Ikuti Whatsapp Channel Republika