Ahad 29 Sep 2019 19:36 WIB

Sikapi Wamena, Jokowi Minta Semua Pihak Menahan Diri

Jokowi mengedepankan perlindungan orang asli papua dan pendatang.

Rep: Sapto Andika Candra/ Red: Ratna Puspita
Warga memadati Bandara Wamena, Jayawijaya, Papua, Jumat (27/9/2019).
Foto: ANTARA FOTO/Iwan Adisaputra
Warga memadati Bandara Wamena, Jayawijaya, Papua, Jumat (27/9/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta semua pihak di Wamena, Papua, baik aparat keamanan dan warga sipil, untuk sama-sama menahan diri. Presiden Jokowi dalam menyikapi insiden di Wamena, Papua, selalu mengedepankan perlindungan terhadap orang asli papua (OAP) dan pendatang yang ada di sana.

"Presiden mengimbau semua pihak menahan diri untuk menghindari percikan konflik yang masif," kata Deputi Bidang Hukum dan HAM Kantor Staf Presiden, Jaleswari Pramodhawardani, Ahad (29/9).

Baca Juga

Dani, sapaan akrab Pramodhawardani, juga menyampaikan Presiden Jokowi telah memerintahkan Kapolri Jenderal Tito Karnavian untuk menindak tegas siapa pun oknum yang melakukan tindakan kericuhan yang berujung pengrusakan fasilitas umum atau mengakibatkan korban luka hingga kematian. Dari kasus di Wamena, Dani mengatakan, aparat keamanan telah menahan sejumlah orang yang terindikasi sebagai aktor pemicu dan dalang kerusuhan. 

"Sekarang sedang didalami kasusnya," ujar Dani. 

Soal fasilitas umum yang dirusak, Dani melanjutkan, Presiden Jokowi memerintahkan institusi pemerintahan baik di pusat atau daerah untuk segera melakukan pemulihan dengan cepat. Dani menjamin Presiden Jokowi selalu memantau dan mendapat informasi dan perkembangan terkini mengenai kejadian di Wamena dan Papua serta Papua Barat secara umum. 

"Laporan dari lapangan, Kapolri, Panglima TNI, BIN, dan Kementerian lembaga terkait. Presiden pun mengajak semua pihak berdoa untuk ciptakan Tanah Papua damai," kata Dani. 

Hingga saat ini, pemerintah mencatat kerusuhan di Wamena menyebabkan 33 orang tewas dan mengakibatkan ribuan orang mengungsi ke daerah lain di dekat Wamena. Kerusuhan ini diawali unjuk rasa siswa pada Senin (23/9) yang memprotes dugaan perkataan bernada rasial oleh seorang guru.

Aksi tersebut berakhir rusuh dan terdapat pihak yang melakukan pembakaran terhadap rumah warga, kantor pemerintah serta fasilitas umum. Setelah sebelumnya menutup akses internet di Wamena, pemerintah akhirnya membuka kembali layanan data internet pada Sabtu (28/9) karena dianggap kondisi dan situasi keamanan di wilayah Kabupaten Wamena telah pulih. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement