Ahad 29 Sep 2019 11:54 WIB

Sebagian Perantau Sumbar di Wamena Minta Pindah ke Jayapura

Pemerintah Sumbar mendata warganya di Papua.

Rep: Febrian Fachri/ Red: Nur Aini
Suasana ruangan Kantor Bupati Jayawijaya yang terbakar saat aksi unjuk rasa di Wamena, Jayawijaya, Papua, Kamis (26/9/2019).
Foto: Antara/Iwan Adisaputra
Suasana ruangan Kantor Bupati Jayawijaya yang terbakar saat aksi unjuk rasa di Wamena, Jayawijaya, Papua, Kamis (26/9/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, JAYAPURA -- Wakil Gubernur Sumatera Barat Nasrul Abit mengatakan tidak semua warga asal Sumatra Barat yang menjadi korban kerusuhan berdarah di Wamena ingin pulang kampung ke Ranah Minang. Sebagian warga, kata Nasrul, ada yang ingin pindah ke Jayapura saja untuk memulai kehidupan baru. 

"Saat ini ada dua permintaan (dari warga asal Sumbar di Papua). Ada yang ingin tetap di Papua tapi pindah ke Jayapura (dari Wamena). Kedua ada yang ingin pulang ke Sumbar," kata Nasrul, Sabtu (28/9) malam. 

Baca Juga

Sekarang, menurut Nasrul, ia dan tim dari Pemprov Sumbar yang meninjau langsung ke Papua sedang memastikan data berapa jumlah warga Sumbar di Papua termasuk Wamena. Nasrul ingin memastikan berapa warga asal Sumbar yang ingin pulang kampung dan berapa yang ingin tetap di Papua.

Nasrul menyebut Pemprov Sumbar tak bisa memaksakan membawa pulang semua warga asal atau keturunan Sumbar ke kampung halaman. Apalagi secara administrasi, warga asal Sumbar di Papua itu sudah tercatat sebagai warga atau penduduk Provinsi Papua. Bahkan banyak juga warga keturunan Sumbar yang lahir dan besar di Papua. 

"Ada yang aktenya saja lahir di Sumbar. Secara administrasi mereka sudah warga Papua," ujar Nasrul.

Bagi warga asal Sumbar yang tak mau pulang kampung, sudah ada yang ingin membuka usaha di Kota Jayapura. Hal itu karena mereka merasa pulang kampung belum tentu langsung mendapatkan pekerjaan untuk mencari nafkah.

Namun, persoalan warga yang ingin membuka usaha di Jayapura akan membutuhkan bantuan modal. Hal itu karena para korban kerusuhan berdarah di Wamena sudah kehilangan semua harta benda bahkan anggota keluarga. Harta yang mereka miliki hanya pakaian yang sedang dikenakan di badan.

Sementara bagi warga yang ingin pulang, Nasrul minta agar segera memberikan data kepada tokoh warga Minang melalui organisasi masyarakat Minang di Papua atau kepada tim yang dibawa Nasrul ke Papua. Nasrul ingin warga yang ingin pulang kampung supaya mengurus dokumen-dokumen administrasi. Terlebih buat anak-anak yang masih masa sekolah karena untuk pindah sekolah ke manapun termasuk kampung halaman harus ada surat pindah. 

Nasrul menambahkan, Pemprov Sumbar akan berkoordinasi dan bekerja sama dengan semua pemerintah kabupaten dan kota yang ada di Sumbar. Hal itu supaya proses pemulangan perantau Sumbar di Papua bisa lebih efektif. 

Nasrul pada hari ini, Ahad (29/9) terbang dari Jayapura ke Wamena dengan pesawat Hercules milik Angkatan Udara RI bersama Danlanud Silas Papare, Jayapura. Nasrul ingin bertemu langsung dengan warga Sumbar yang ada di Wamena untuk melihat kondisi dan melakukan pendataan. Setelah dari sana, ia akan merapatkan dengan Gubernur Sumbar Irwan Prayitno, bersama Pemkab dan Pemkot Sumbar serta instansi terkait lainnya untuk mengambil tindakan. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement