REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekretaris Jenderal DPP PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto meminta insiden tewasnya mahasiswa yang melakukan demonstrasi di Kendari, Sulawesi Tenggara diusut tuntas. "Kami mengucapkan belasungkawa yang sangat mendalam," katanya, di Kantor DPP PDIP Jakarta, Sabtu (28/9).
Menurut dia, Presiden Joko Widodo juga memberikan perhatian besar menyikapi meninggalnya mahasiswa di Sultra tersebut. Menurut Hasto, demonstrasi yang sampai menelan korban jiwa sebenarnya tidak perlu terjadi.
Ketika bangsa Indonesia telah memilih jalan demokrasi, kata dia, seharusnya telah tersedia mekanisme untuk menyelesaikan berbagai persoalan dengan cara musyawarah. Oleh karena itu, Hasto mengharapkan hal tersebut diusut dengan tuntas dan diselesaikan dengan prosedur hukum.
Di sisi lain, ia juga mengingatkan bahwa kepolisian memiliki tugas untuk menjaga keamanan dan ketentraman masyarakat, bersinergi dengan tokoh-tokoh masyarakat. Diakui Hasto, aksi demonstrasi belakangan ini sudah mengarah kepada tindakan anarkis yang tidak sesuai dengan budaya bangsa.
"Ke depan hendaknya dilaksanakan dengan bijak," katanya.
Sebelumnya, korban meninggal dunia serangkaian aksi unjuk rasa di Kendari, Sultra, menolak revisi undang undang yang dinilai kontroversi bertambah menjadi dua orang. Muh Yusuf Kardawi (19) yang sempat kritis dan menjalani perawatan intensif pascaoperasi di RSU Bahteramas Kendari, Sultra, akhirnya meninggal dunia Jumat (27/9) sekitar pukul 04.00 WITA.
Almarhum Yusuf tercatat sebagai mahasiswa jurusan Teknik D-3 Universitas Halu Oleo (UHO) Kendari. Sedangkan, korban meninggal dunia sebelumnya, Kamis (26/9), adalah Randi (21) juga berstatus mahasiswa Fakultas Perikanan dan Kelautan UHO.