Kamis 26 Sep 2019 20:00 WIB

Emil Sebut Kota Tasikmalaya Banyak Mintanya

Emil telah mencatat permintaan Pemkot Tasikmalaya.

Rep: Bayu Adji/ Red: Muhammad Hafil
Ridwan Kamil.
Foto: IST
Ridwan Kamil.

REPUBLIKA.CO.ID,PANGANDARAN -- Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat (Jabar) menggelar Koordinasi Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Kopda) Triwulan III di Kabupaten Pangandaran, Kamis (26/9). Dalam sesi Dialog Evaluasi Pembangunan bersama para bupati dan wali kota, para kepala daerah itu diberikan kesempatan mengutarakan permintaan atau saran kepada Pemprov Jabar.

Gubernur Jawa Barat (Jabar) Ridwan Kamil menyebut Kota Tasikmalaya paling banyak meminta dibanding daerah lainnya. Dalam sesi "curhat" itu,  
 
Wali Kota Tasikmalaya Budi Budiman memang meminta banyak hal terkait pembangunan.
"Kota Tasikmalaya saya catat paling banyak. Paling banyak permintaannya," kata dia, di hadapan para kepala daerah.
 
Namun, Emil sapaan akrab Ridwan Kamil, mengatakan, semua permintaan telah dicatat. Bukan hanya dari Kota Tasikmalaya, melainkan juga dari daerah lainnya. Namun untuk urusan anggaran, Pemprov tak bisa menentukannya sendiri, tapi juha harus meminta persetujuan DPRD Jabar.
 
Khusus Kota Tasikmalaya, ia menambahkan, pihaknya akan bersinergi untuk memberantas angka kemiskinan. Dengan begitu, peringkat kemiskinan di Kota Tasikmalaya dapat membaik.
 
"Presentase kemiskinan (Kota Tasikmalaya) memang turun tapi ranking tetap. Yang lain juga berusaha dan turun juga," kata dia.
 
Wali Kota Tasikmalaya Budi Budiman meminta Pemprov Jabar membangun sarana olahraga karena wilayahnya akan menjadi tuan rumah Pekan Olahraga Daerah (Porda) Jabar pada 2022. Selain itu juga ia meminta Pemprov segera menata Situ Gede yang lahannya merupakan aset privinsi.
 
"Itu kan ikon pariwisata kita. Diberikan dukungan untuk penataan lah," kata dia.
 
Budi menambahkan, pihaknya juga meminta Pemprov membantu pembangunan gedung rumah sakit tipe D. Menurut dia, pemerintah kota (pemkot) kadang terkendala tak bisa melayani publik, karena untuk masuk rumah sakit tipe B harus melalui mekanisme berjenjang. Karena itu, harus dipersiapkan rumah sakit tipe D.
 
"Alhamdulillah sudah ada gambaran bantuan tahun depan. Karena kami tak hanya bangun satu saja," kata dia.
 
Tak hanya itu, Budi juga meminta pemprov membebaskan lahan akses jalan ke Bandara Wiriadinata. Menurut dia, ada lahan sekutar 600 meter yang membutuhkan anggaran Rp 25 miliar.
 
"Kalau yang sekarang kecil itu masuk ke rumah warga," kata dia.
 
Ia mengklaim, saat ini pemkot memiliki pekerjaan rumah untuk menyelesaikan  Jalan Lingkar Utara sebelum jalan tol Cigatas selesai. Hal itu disiapkan agar ketika jalan tol selesai, tidak terjadi penumpukan di pintu keluar tol.
 
"Itu juga kalau bisa dibantu," kata dia.
 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement