REPUBLIKA.CO.ID, BELITUNG -- Yusril Ihza Mahendra terpilih kembali secara aklamasi menjadi Ketua Umum Partai Bulan Bintang (PBB) periode 2019-2024 pada Muktamar PBB yang berlangsung di Tanjung Pandan, Belitung. Laporan pertanggungjawaban DPP PBB periode 2014-2019 juga diterima oleh Muktamar.
"Seluruh peserta muktamar memberikan rekomendasi meminta kepada Yusril Ihza Mahendra untuk kembali memimpin partai ini," kata pimpinan sidang Muktamar PBB, Afriansyah Noor di Tanjung Pandan, Kamis (26/9).
Menurut dia, semua peserta muktamar juga menerima laporan pertanggungjawaban Dewan Pengurus Pusat (DPP) PBB periode 2014-2019. Sehingga, proses jalannya muktamar tersebut berlangsung cepat penuh dengan rasa kekeluargaan.
"Kemudian merekomendasikan kepada ketua umum terpilih sebagai formatur tunggal dibantu oleh ketua majelis syuro yang ditunjuk dan ketua mahkamah partai yang ditunjuk untuk membentuk pengurus partai periode 2019-2024," ujarnya.
Setelah itu, kata Afriansyah, ketua umum terpilih diminta untuk menyempurnakan anggaran dasar dan anggaran rumah tangga partai, tafsir asas partai, khittah perjuangan partai dan program umum program partai. "Setelah itu ketua umum yang terpilih secara musyawarah mufakat diharapkan segera membentuk kepengurusan diberikan waktu maksimal 30 hari untuk segera menyusun kepengurusan partai periode 2019-2024," katanya.
Ia menyimpulkan, Muktamar Partai Bulan Bintang tersebut berjalan lancar dengan berlangsung singkat penuh dengan musyawarah mufakat. "Sidang muktamar ini tidak berlarut-larut dan berlangsung dalam waktu yang sesingkat-singkatnya," katanya.
Sementara itu, Ketua Umum PBB terpilih Yusril Ihza Mahendra mengatakan PBB akan terus memberikan kontribusi kepada negara baik di dalam pemerintahan maupun di luar pemerintahan dengan terus memegang teguh komitmen ideologi partai. Dalam kesempatan itu, Yusril juga mengingatkan kepada para kader agar tidak kecewa dan berkecil hati jika pada pemilu tahun lalu yang mengalami penurunan suara.
"Dalam politik itu hal biasa ada partai kecil menjadi besar dan sebaliknya partai besar hilang dan tenggelam oleh sejarah negara yang bersangkutan," katanya.