Kamis 26 Sep 2019 12:59 WIB

KPAI Serukan Sekolah dan Ortu Cegah Anak Ikut demo

Demi keselamatan anak, KPAI serukan sekolah dan ortu cegah anak ikut demo.

Kegiatan patroli aparat Satpol PP Kota Depok berhasil mengamankan 34 pelajar yang hendak ikutan demonstrasi ke Gedung DPR di Jakarta. Dari 34 pelajar, seorang pelajar kedapatan membawa senjata tajam dan diserahkan ke Mapolresta Depok, Rabu (25/9).
Foto: Republika/Rusdy Nurdiansyah
Kegiatan patroli aparat Satpol PP Kota Depok berhasil mengamankan 34 pelajar yang hendak ikutan demonstrasi ke Gedung DPR di Jakarta. Dari 34 pelajar, seorang pelajar kedapatan membawa senjata tajam dan diserahkan ke Mapolresta Depok, Rabu (25/9).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) mengimbau pihak sekolah dan orang tua agar memantau anak agar tidak ikut demo di gedung DPR. KPAI menyerukan hal tersebut demi menjaga keselamatan anak.

Ketua KPAI Susanto mengatakan, situasi demonstrasi adalah situasi yang tidak bisa diprediksi dan dikhawatirkan akan berdampak pada anak. Ia pun sangat menyayangkan anak dilibatkan demonstrasi.

Baca Juga

"Kami imbau semua pihak agar tidak melibatkan anak karena anak bisa menjadi korban dari hal-hal yang harusnya tidak terjadi," kata dia saat dihubungi Antara di Jakarta, Kamis.

Susanto mengatakan, saat ini KPAI tengah berkoordinasi dengan lintas instansi, termasuk kepolisian, dinas pendidikan, dan pihak terkait.

"Tadi malam koordinasi dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan agar sama-sama memberikan imbauan kepada anak usia sekolah tidak ikut terlibat aksi demonstrasi," kata dia.

photo
Massa aksi pelajar STM saat terlibat bentrok dengan polisi ketika melakukan aksi unjuk rasa tolak UU KPK hasil revisi dan RKUHP di Jalan Layang Slipi, Petamburan Jakarta, Rabu (25/9/2019).

Sejak Rabu (25/9) mulai pukul 14.00 WIB, KPAI menerima pengaduan masyarakat terkait aksi demo para pelajar SMK melalui aplikasi WhatsApp dan media sosial karena situs resmi KPAI sejak Rabu pagi karena diretas pihak tak bertanggung jawab sehingga tidak bisa melayani pengaduan daring.

Pengaduan yang dikirimkan ke KPAI terdiri atas poster seruan-seruan aksi untuk pelajar STM (bukan SMK), foto dan video-video yang menunjukkan anak-anak sekolah tersebut bergerak, mulai dari menaiki truk, bus transjakarta sampai KRL dengan titik naik di Bekasi dan Depok, Jawa Barat. Namun, menjelang sore ada foto-foto yang menunjukkan pergerakan anak-anak yang turun di stasiun Palmerah dan Manggarai.

Komisioner KPAI Retno Listyarti telah mengontak pejabat Kemdikbud RI dan Kepala Dinas Pendidikan Provinsi DKI Jakarta dan Jawa Barat untuk segera mengeluarkan edaran singkat melalui aplikasi Whatsapp kepada kepala sekolah di wilayah-wilayah yang peserta didiknya bergerak menuju DPR RI. Edaran tersebut dikirimkan ke grup Whatsapp Musyawarah Kerja Kepala Sekolah.

Melalui edaran itu, kepala sekolah diperintahkan untuk meminta para wali kelas untuk menghubungi para orang tua di kelasnya memastikan keberadaan anak-anaknya. Kalau ada anak yang belum pulang malam itu, maka para orang tua dihimbau untuk segera mengontak anaknya. Jika anaknya terdeteksi berada di sekitar DPR maka diminta untuk segera meninggalkan lokasi sebelum rusuh dan anak-anaknya menjadi korban.

“Itu langkah awal yang dilakukan KPAI sore itu karena kondisi sangat urgent. Memastikan anak-anak dari mana saja yang bergerak ke Jakarta juga mudah dideteksi dengan pesan berantai tersebut,” ujar Retno, komisioner KPAI bidang Pendidikan.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement