Rabu 25 Sep 2019 21:14 WIB

Polisi Pukul Mundur Massa di Stasiun Palmerah

Siswa STM dipukul mundur ke stasiun Palmerah

Rep: Nawir Arsyad Akbar/ Red: Esthi Maharani
Sejumlah pelajar mengikuti unjuk rasa menolak UU KPK dan RUU KUHP yang berujung ricuh di Jalan Tentara Pelajar, Palmerah, Jakarta, Rabu (25/9/2019).
Foto: Antara/Aprillio Akbar
Sejumlah pelajar mengikuti unjuk rasa menolak UU KPK dan RUU KUHP yang berujung ricuh di Jalan Tentara Pelajar, Palmerah, Jakarta, Rabu (25/9/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kericuhan dari massa siswa menyebut dirinya berasal dari sekolah tinggi menengah (STM) masih terjadi di sekitar Stasiun Palmerah. Pada pukul 20.35 WIB, petugas kepolisian mulai memukul mundur massa di sana.

Pukul mundur diawali dengan dilontarkannta gas air mata ke arah massa. Hal itu dilakukan agar massa terpecah. Setelah itu, petugas kepolisian keluar dari gerbang pejalan kaki Gedung DPR dekat Stasiun Palmerah. Massa pun terpecah ke arah Pasar Palmerah. Lalu diikuti oleh petugas yang mulai menyisir kawasan sekitar Gedung DPR.

Berdasarkan pantauan, situasi dan kondisi di sekitar Stasiun Palmerah mulai kondusif. Namun, Jalan Gelora masih belum dapat dilintasi oleh pengguna kendaraan. Kereta commuter line tujuan Tanah Abang dan sebaliknys juga belum diizinkan melintas.

Diketahui, gesekan sempat terjadi antara anak STM dengan aparat kepolisian yang berjaga. Massa yang berada di sekitar rel kereta api Stasiun Palmerah melakukan pelemparan batu terlebih dahulu ke arah polisi. Karena situasi sudah tidak terkendali, petugas menembakkan gas air mata.

Kapolres Jakarta Pusat Kombes Pol Harry Kurniawan mengatakan, siswa-siswa STM tersebut menerima pesan berantai untuk melakukan aksi di Gedung DPR. Namun, tidak jelas tujuan utama mereka terkait aksi hari ini.

"Dari pesannya saya tanyakan kepada mereka satu persatu tujuannya apa mereka, tidak ada yang tahu. Jadi nanti semuanya sudah kita bawa ke Polda Metro Jaya," ujar Harry di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Rabu (25/9).

Harry menjelaskan, pihaknya telah melakukan pengawasan dan penyisiran di sejumlah titik sekitar Kompleks Parlemen. Dalam kegiatan tersebut, petugas kepolisian menemukan senjata tajam dan petassn yang dibawa oleh siswa STM.

Mayoritas massa STM yang berkumpul di sekitar Kompleks Parlemen, berasal dari Jakarta, Bogor, Bekasi, dan Tangerang. Bahkan, terdapat sejumlah siswa yang berasal dari Karawang.

"Tadi kita temukan ada beberapa membawa petasan kembang api, besi panjang juga. Nanti kita dalami motifnya apa," ujar Harry.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement