REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Aparat kepolisian mengandalkan gas air mata guna membubarkan pendemo yang berada di sekitar Apartemen Permata Senayan, Palmerah Selatan, Jakarta Pusat, Rabu (25/9). Berdasarkan pantauan Antara, kejadian tersebut terjadi pada pukul 18.45 WIB.
Awalnya, polisi mampu menghalau demonstran ke arah lintasan kereta di Jalan Palmerah Selatan dari belakang Gedung DPR RI. Lalu para pendemo menyanyikan lagu nasional setelah menghentikan serangan kepada polisi yang bertugas. Namun tidak lama setelah itu pendemo meluncurkan kembang api ke atas sehingga polisi menembakkan gas air mata.
Karena kondisi jalan yang sempit dan masih banyak warga yang berkumpul sehingga gas air mata mengenai warga yang turut berlindung di dekat bangunan sekitar Jalan Palmerah Selatan termasuk Apartemen Permata Senayan.
Beberapa warga secara langsung mengalami batuk dan mengeluarkan air mata, serta mengeluhkan sesak nafas.
Ditemukan juga para pendemo terluka pada bagian kepala maupun kaki akibat penembakkan gas air mata yang juga berdampak pada warga sekitar yang menonton demo tersebut.
Sebelumnya, demo dimulai pada pukul 14.00 WIB oleh pelajar sekolah di belakang gedung parlementer itu.
Para pelajar tersebut mengatakan tuntutan menolak pengesahan RUU KUHP yang saat ini ditunda anggota DPR RI.
Demo berlangsung ricuh, para siswa berakhir melempari petugas keamanan dan seluruh bagian di belakang Gedung DPR RI.
Hingga pukul 20.10, wilayah seputar Palmerah dan Slipi belum bisa diakses. Jalur kendaraan dari Senayan diarahkan ke Pejompongan. Sementara kendaraan di tol diminta berputar balik sebelum sampai di Slipi.