Rabu 26 Sep 2018 04:08 WIB

Atap SD di Tasik Terancam Ambruk, Siswa Ketakutan

Siswa kelas 4 dan 5 SDN Ciawang ketakutan karena atap sekolah hanya ditopang bambu

Rep: ayobandung.com/ Red: ayobandung.com
 Siswa kelas 4 dan 5 SDN 1 Ciawang, Kecamatan Leuwisari, Kabupaten Tasikmalaya,
Siswa kelas 4 dan 5 SDN 1 Ciawang, Kecamatan Leuwisari, Kabupaten Tasikmalaya,

TASIKMALAYA, AYOBANDUNG.COM -- Siswa kelas 4 dan 5 SDN 1 Ciawang, Kecamatan Leuwisari, Kabupaten Tasikmalaya, terpaksa harus belajar sambil diselimuti ketakutan. Pasalnya, ruang kelas yang mereka pakai dalam kondisi rusak berat. Bahkan atap harus ditopang dua buah bambu untuk mencegahnya ambruk.

Selain diselimuti ketakutan, siswa juga harus belajar dengan berbagai kekurangan, seperti kaca pecah, serta kursi dan meja yang sudah lapuk. Kondisi ini sudah terjadi lebih dari lima tahun.

AYO BACA : Demo Mahasiswa Tolak 3 RUU, Gapura DPRD Kota Tasikmalaya Roboh

Salah satu siswa kelas 4, Cindi Febriani mengatakan setiap kegiatan belajar ia selalu ketakutan atap kelas akan ambruk. Selain itu, ada juga beberapa benda seperti pasir, kayu lapuk, dan lainnya.

"Takut, kadang ada juga tikus pak, jadi takut ambruk. Pengennya sekolah dibenerin jadi bagus," kata Cindi, Rabu (25/9/2019).

AYO BACA : Demo Mahasiswa Tolak 3 RUU, Gapura DPRD Kota Tasikmalaya Roboh

Ditemui di tempat yang sama, Kepala Sekolah SDN 1 Ciawang Awang Munawaroh menuturkan, bukan hanya mengalami kerusakan ruang kelas, sekolah yang sudah berdiri sejak 1952 itu juga kekurangan ruang kelas. Kondisi itu memaksa kelas satu dan kelas bergantian menggunakan ruang kelas yang ada.

Awang menambahkan, dengan kondisi itu, pihaknya sudah melakukan beberapa kali melakukan pengajuan proposal manual ke Dinas Pendidikan Kabupaten Tasikmalaya dan pengajuan online melalui Data Pokok Pendidikan (Dapodik) kepada Kementerian Pendidikan.

"Ini kondisi ruang kelas disekolah kami pak, terbatas ruangnya. Bolong atapnya, kacanya pecah, bangku usang, dua kelas mau ambruk atapnya ditopang bambu, " kata Awang Munawaroh.

Namun, kata Awang, ajuan itu tidak pernah terealisasi. Bahkan anehnya lagi, usulan perbaikan dan penambahan ruang kelas diganti dengan anggaran pembangunan toilet. "Kita usulkan kelas, malah kita dikasih buat pembangunan toilet, " tambah Awang.

Bahkan, Awang mengaku heran dengan kondisi sekolah yang masih layak justru mendapatkan bantuan rehab. Seperti yang dialami oleh SDN 2 Ciawang yang sekolahnya berdampingan. "Ciawang 2 itu masih layak, masih bagus, tapi menang bantuan rehab," kata Awang.

AYO BACA : Sejak Januari, 58 Kebakaran Landa Tasik dengan Kerugian Rp6,1 Miliar

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ayobandung.com. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ayobandung.com.
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement