REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Rumah Sakit (RS) Pelni dr Dewi Fankhuningdyah membenarkan pihaknya merawat salah seorang korban demonstrasi mahasiswa bernama Faisal Amir. Korban merupakan mahasiswa semester tujuh Fakultas Hukum Universitas Al Azhar, Jakarta.
"Korban yang masuk ke rumah sakit sebanyak 13 orang, tiga yang masih dirawat dan sisanya sudah dipulangkan," kata Dewi dihubungi di Jakarta, Rabu.
Dewi tidak menjelaskan soal status korban dengan alasan itu rahasia medis. Selain itu, dia menegaskan jika rumah sakit belum mengeluarkan pernyataan resmi soal kondisi korban demonstrasi.
"Jika ada informasi yang beredar tentang kondisi Faisal sekarang, bukan pernyataan resmi dari rumah sakit," tegas Dewi.
Sebelumnya beredar pesan berantai melalui media sosial terkait status Faisal. Pesan itu disebut berasal dari Ermas Andico S sebagai paman korban dan Asma Ratu Agung sebagai ibu kandungnya, mengaku dipanggil dokter bedah pukul 01.30 WIB. Setelah operasi pertama menunjukkan tempurung kepala Faisal retak dan terjadi pendarahan serta pembengkakan otak.
Faisal dinyatakan menjadi korban karena melindungi kawan-kawannya di lapangan. Keluarga Faisal memohon doa agar operasi tersebut berjalan dengan lancar.
Sementara itu, menurut Rahmat Ahadi, yang merupakan kakak kandung Faisal, adiknya mengalami retak tulang di bagian kepala. Di bagian badan, bahu kanan Faisal patah dan terdapat memar di bagian dada, tangan, hingga lengan kanannya.
"Terakhir kata dokter, dia pendarahan di otak," ujar Rahmat Ahadi, kakak kandung mahasiswa semester tujuh itu, saat ditemui di RS Pelni, Jakarta Pusat, Rabu (25/9) dini hari.
Gabungan mahasiswa menggelar aksi demonstrasi sejak Selasa (24/9), mereka menyampaikan tuntutan soal penolakan RKUHP dan UU KPK dan RUU menyangkut agraria.