REPUBLIKA.CO.ID, KUPANG -- Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Disparekraf) Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) mulai mengkhawatirkan adat dan budaya di Kampung Adat Wae Rebo. Pasalnya, keaslian kehidupan masyarakat adat setempat mulai hilang akibat masuknya unsur modern.
"Di kampung adat Wae Rebo sudah ada bangunan yang beratap seng, kuburan sudah pakai keramik, ini mengkhawatirkan," kata Kepala Disparekraf NTT Wayan Darmawa dalam kegiatan Expose Data yang digelar Badan Pusat Statistik Provinsi NTT di Kupang, Selasa (24/9).
Wayan mengatakan, keaslian berbagai budaya masyarakat di Kampung Adat Wae Rebo perlu mendapat perhatian serius agar tidak hilang seiring berjalannya waktu. Menurut dia, jika keaslian budaya ini perlahan mulai hilang maka tidak ada lagi daya tarik yang menjadi magnet untuk menarik minta kunjungan wisatawan ke daerah itu.
"Karena itu di Wae Rebo ini, pemerintah provinsi akan mendukung pemulihan di tahun ini melalui dukungan APBD provinsi," katanya.
Adapun kegiatan expose data yang digelar BPS NTT itu bertema "Pariwisata dan Perannya dalam Perekonomian Nusa Tenggara Timur," dalam rangka menyambut Hari Statistik Nasional (HSN) 2019. Hadir dalam kegiatan itu puluhan peserta di antaranya pihak Angkasa Pura I Bandara El Tari Kupang, perwakilan intansi lingkup Pemerintah Provinsi NTT, serta unsur media massa, dan sejumlah stakeholder lain.