Rabu 25 Sep 2019 05:39 WIB

TMA Waduk Menyusut, Karyawan PJT II Salat Minta Hujan

Semua area pertanian di hilir tetap mendapatkan pasokan air.

Rep: Ita Nina Winarsih/ Red: Agus Yulianto
Musim kemarau, tinggi muka air (TMA) Waduk Jatiluhur terus mengalami penyusutan. Saat ini, status waduk terbesar di Jabar ini dalam kondisi kering.
Foto: Republika/Ita Nina Winarsih
Musim kemarau, tinggi muka air (TMA) Waduk Jatiluhur terus mengalami penyusutan. Saat ini, status waduk terbesar di Jabar ini dalam kondisi kering.

REPUBLIKA.CO.ID, PURWAKARTA -- Ratusan karyawan Perum Jasa Tirta (PJT) II Jatiluhur, bersama penduduk setempat, melaksanakan salat istisqa untuk meminta hujan. Pasalnya, hampir lima bulan terakhir, hujan tidak pernah turun di wilayah ini. Musim kemarau yang panjang ini, berdampak pada penyusutan tinggi muka air (TMA) Waduk Jatiluhur.

Direktur Utama PJT II Jatiluhur, U Saefudin Noer, mengatakan, selama musim kemarau, penyusutan debit air di Waduk Jatiluhur cukup signifikan. Setiap jamnya, penyusutan mencapai dua centimeter. Hari ini saja, TMA Waduk Jatiluhur mencapai 93,59 mdpl. Kondisi TMA ini, dibawah rencana normal.

"Karena, TMA normal di bulan ini, seharusnya 95,55 mdpl. Tetapi, fakta di lapangan debit air waduk di bawah rencana normal. Jadi, status waduk ini kering," ujar Saefudin, kepada Republika.co.id, Selasa (24/9). 

Dengan kondisi ini, lanjut Saefudin, pihaknya yang merupakan perusahaan pengelola air, harus melakukan sejumlah upaya untuk mengatur debit air selama musim kemarau ini. Yakni, dengan mengedukasi petani untuk memakai air sesuai jadwal. Selain itu, supaya segera turun hujan, maka di seluruh kantor PJT II, dilakukan salat istisqa secara serentak.

Dengan upaya ini, diharapkan Sang pemilik alam, segera menurunkan hujan. Baik itu, di wilayah Purwakarta maupun yang lainnya. Meskipun kekeringan, lanjut Saefudin, pasokan air untuk wilayah hilir masih cukup aman. 

Bahkan, dua hari kedepan, akan dilaksanakan panen raya di wilayah Karawang. Dengan adanya panen ini, mengindikasikan suplai air tetap terjaga meskipun musim kemarau panjang. 

Panen ini, lanjut mantan Direktur Keuangan Pelindo III ini, menunjukan jika petani disiplin dalam mengatur pengelolaan air sesuai penjadwalan. Sehingga, semua areal pertanian di hilir tetap mendapatkan pasokan air. Dengan begitu, tidak ada areal persawahan di wilayah kerja PJT II yang mengalami kekeringan

"Meski pasokan air aman, kita tetap memohon dan berdoa kepada yang punya alam semesta, yakni Allah SWT untuk segera menurunkan hujan. Karena, hujan ini rahmat bagi mahluk di muka bumi," ujarnya.

Sementara itu, Camat Jatiluhur Dedi Kusmayadi, mengatakan, salat istisqa yang diinisiasi PJT II Jatiluhur ini, diikuti oleh masyarakat sekitar waduk. Mengingat, masyarakat juga sudah sangat merindukan hujan. Apalagi, selama lima bulan terakhir, hujan tak pernah turun dan berdampak pada kekeringan.

"Di wilayah kami saja, ada dua desa yang dilanda krisis air bersih selama musim kemarau ini," ujarnya.

Salat istisqa ini, juga telah dilakukan di tingkat kecamatan pada pekan kemarin. Salah satu upaya untuk mengantisipasi kekeringan ini, yakni dengan menyelenggarakan salat minta hujan. Diharapkan, dalam waktu dekat hujan akan segera turun. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement