Rabu 25 Sep 2019 05:40 WIB

Dampak Terpapar Gas Air Mata

Gas air mata dapat mengiritasi mata hingga mengakibatkan rasa panas menyengat.

Rep: Riza Wahyu Pratama/ Red: Nur Aini
Massa Aksi Mahasiswa Indonesia berlari menghindari gas air mata saat aksi di depan kawasan Jalan Tol Dalam Kota Gatoto Soebroto, Jakarta, Selasa (24/9/2019).
Foto: Thoudy Badai
Massa Aksi Mahasiswa Indonesia berlari menghindari gas air mata saat aksi di depan kawasan Jalan Tol Dalam Kota Gatoto Soebroto, Jakarta, Selasa (24/9/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gas air mata seringkali disebut sebagai zat Lachrymator, artinya zat tersebut dapat menyebabkan iritasi mata dan masalah lainnya. Gas air mata biasanya merupakan unsur CS (chlorobenzylidenemalononitrile) atau CN (chloroacetophenone) dan juga OC (oleoresin capsicum). Gas tersebut juga dikenal oleh masyarakat sebagai semprotan merica.

Ilmuwan menjelaskan, beberapa zat tersebut dapat masuk ke tubuh melalui pori-pori kulit. Ia dapat menyebabkan rasa sakit hebat hingga setengah jam setelah terpapar. Zat tersebut dapat berubah menjadi cairan asam jika terkena dengan keringat, air, ataupun minyak. Lembabnya saluran pernafasan dan lendir membuatnya sensitif terhadap zat tersebut.

Baca Juga

Salah satu Profesor tamu di Sekolah Kesehatan Masyarakat, UC Berkeley, Rohini J. Haar, M.D., M.P.H. menjelaskan, secara umum, gas air mata akan mengakibatkan rasa panas menyengat, pada mata ataupun saluran pernafasan, termasuk saluran air liur, air mata, flu, sesak, maupun sakit kepala, sebagaimana dilansir situs berbagi informasi kesehatan, Self.com.

"Gas air mata akan mengakibatkan rasa panas saat bernafas. Senyawa tersebut dapat mencederai paru-paru dan juga saluran pernafasan. Gejala tersebut dapat terjadi sekitar 20-30 menit. Namun, jika anda tidak dapat keluar dari gas tersebut, maka anda dapat mengalami masalah-masalah lain," kata Haar.

Ia menambahkan, paparan gas terbebut juga dapat mengakibatkan hal kronis lain. Hal itu mulai dari kulit terbakar, abrasi kornea, goresan di bagian mata. Jika seseorang terpapar zat tersebut dalam jangka waktu lama maka ia akan menimbulkan radang di saluran pernafasan. Zat tersebut juga sangat sensitif bagi penderita asma dan hipoksia, lantaran mereka akan kekurangan oksigen.

Selain itu, ia menyatakan, bahwa paparan gas air mata kepada anak-anak juga akan memberikan dampak buruk. Belum lagi, mereka akan mengalami trauma di masa kecilnya.

dr. Haar menyarankan, seseorang bisa mencuci muka dengan menggunakan sabun saat terpapar gas air mata. Ia menegaskan, zat tersebut juga dapat tertinggal di baju, sehingga ada baiknya segera mengganti baju yang terpapar gas air mata.

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement