TASIKMALAYA, AYOBANDUNG.COM -- Aksi mahasiswa yang berlangsung di depan gedung DPRD Kota Tasikmalaya berlangsung ricuh. Aksi yang berlangsung ricuh membuat gapura DPRD roboh dan kaca-kaca pecah.
Dalam aksi itu, ribuan mahasiswa yang berkumpul menolak pengesahan RUU KPK, menolak Revisi KUHP, dan RUU Pertanahan. Berdasarkan pantauan, aksi tak hanya dilakukan di DPRD Kota Tasikmalaya, melainkan juga di depan Bale Kota Tasikmalaya. Sementara itu, demontrasi yang berlangsung di depan DPRD Kota Tasikmalaya berlangsung ricuh ketika mahasiswa memaksa masuk.
Koordinator lapangan aksi Fikri Zulfikar mengatakan, aksi itu dilakukan oleh gabungan mahasiswa di Tasikmalaya. Para mahasiswa meminta pemerintah dan wakil tidak mengkhianati cita-cita reformasi yang telah diperjuangkan.
AYO BACA : Akankah Aksi 1998 Terulang?
Menurut dia, kehadiran KPK merupakan buah dari reformasi yang telah dilakukan. Namun faktanya, hari ini melalui UU KPK yang baru, lembaga antirasuah itu justru dilemahkan.
"Kita meminta pemerintah meninjau kembali UU KPK yang telah disahkan. Kita juga menolak pelemahan terhadap upaya pemberantasan korupsi di Indonesia," kata dia, Selasa (24/9).
Dalam aksi itu, mahasiswa sekaligus memperingati Hari Tani Nasional yang jatuh pada 24 September. Ia menyebutkan, dengan adanya RUU Pertanahan saat ini, petani semakin terpinggirkan.
"Hari Tani Nasional yang dilakukannya selama ini banyak petani bukannya di berdayakan tapi mereka malah diperdaya, karena sekarang ini banyak lahan pertanian semakin tergerus dan menjamurnya perumahan hingga mereka telah menderita atas pembangunan yang selama ini dilakukan pemerintah daerah," ujarnya.
AYO BACA : Pengesahan 4 RUU Resmi Ditunda DPR RI
Fikri menambahkan, saat ini regulasi di Kota Tasikmalaya juga semakin tidak propetani. Hal itu, lanjut dia, tercermin dari alih fungsi lahan pertanan yang semakin luas untuk permumkiman, hotel, hingga areal pertambangan.
Apalagi, dengan adanya rencana pembangunan jalan tol Cigatas. Artinya, lahan pertanian akan semakin terpinggirkan.
"Kalau lahan terus dialihfungsikan ke depan memang kita akan menjadi kota industri, tapi pertanian akan hilang. Kita sangat prihatin. Apalagi kondisi petani sangat sulit," kata dia.
Sementara itu, Sekretaris DPRD Kota Tasikmalaya, Oslan Haerul Falah menyayangkan aksi yang berjalan rusuh. Menurut dia, aksi unjuk rasa mahasiswa harusnya dapat mengedepankan kesopanannya.
"Kami sangat menyayangkan aksi mahasiswa yang melakukan unjuk rasa tersebut, karena sampai gapura roboh dan kaca juga pecah. Saya meminta supaya mereka bertanggung jawab atas kerusakan tersebut," kata dia.
AYO BACA : Sejarah, Alasan Trisakti Jadi Titik Kumpul Long March ke DPR