Selasa 24 Sep 2019 09:52 WIB

Hutan di Lereng Gunung Sindoro Terbakar

Angin cukup kencang membuat api di lereng Gunung Sindoro membesar.

Red: Nur Aini
Kobaran api dan kepulan asap kebakaran hutan Gunung Sindoro terlihat dari Desa Muntung, Candiroto, Temanggung, Jawa Tengah, Senin (10/9).
Foto: Antara/Anis Efizudin
Kobaran api dan kepulan asap kebakaran hutan Gunung Sindoro terlihat dari Desa Muntung, Candiroto, Temanggung, Jawa Tengah, Senin (10/9).

REPUBLIKA.CO.ID, WONOSOBO -- Kawasan hutan di lereng Gunung Sindoro di wilayah Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah, terbakar pada Senin (23/9) malam.

Asisten Perhutani Wonosobo, Supriyono mengatakan kebakaran tersebut terjadi di Petak 2020 b-2 Resor Pemangku Hutan (RPH) Anggrunggondok, Bagian Kesatuan Pemangku Hutan Wonosobo, KPH Kedu Utara, masuk Desa Candiyasan, Kecamatan Kertek.

Baca Juga

"Titik api diketahui pertama sekitar pukul 18.30 WIB dan kami mendapat laporan sekitar pukul 19.00 WIB," ujarnya di Wonosobo, Selasa (24/9).

Ia menyebutkan jenis tanaman yang terbakar berupa rumput dan alang-alang. Ia menyampaikan semalam langsung dilakukan upaya pemadaman oleh puluhan personel, antara lain dari Basecamp Pajero Anggrunggondok, Perhutani, dan kepolisian.

"Namun karena angin cukup kencang dan api terus membesar, upaya pemadaman dihentikan dan sekitar pukul 22.00 personel turun," ujarnya.

Ia mengatakan Selasa pagi ini dilanjutkan upaya pemadaman dengan melibatkan personel lebih banyak, antara lain dari Basecamp Pajero, BPBD Wonosobo, Kodim 0707/Wonosobo, kepolisian, dan relawan. Ia menambahkan hingga saat ini belum diketahui penyebab kebakaran tersebut.

"Pada musim kemarau seperti sekarang ini memang rawan terjadi kebakaran, karena kondisi di atas lereng gunung sudah mengering, dengan percikan api kecil saja bisa menimbulkan kebakaran," ujarnya.

Ia mengimbau kepada masyarakat, khususnya para pendaki gunung untuk tidak membuat perapian.Seandainya terpaksa membuat perapian harus dipastikan sudah benar-benar padam saat meninggalkannya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement