Senin 23 Sep 2019 23:00 WIB

9 Anggota Polisi Terluka dalam Aksi Ricuh di DPRD Jabar

Mereka mengalami luka terkena lemparan batu dari mahasiswa

Rep: Djoko Suceno/ Red: Andi Nur Aminah
Ribuan mahasiswa dari Perguran Tinggi Negeri (PTN) dan Peguruan Tinggi Swasta (PTS) se Bandung Raya terlibat adu dorong dengan aparat kepolisian saat aksi menolak sejumlah Rancangan Undang-undang (RUU), di Halaman Gedung DPRD Jabar, Jalan Diponegoro, Kota Bandung, Senin (23/9).
Foto: Republika/Edi Yusuf
Ribuan mahasiswa dari Perguran Tinggi Negeri (PTN) dan Peguruan Tinggi Swasta (PTS) se Bandung Raya terlibat adu dorong dengan aparat kepolisian saat aksi menolak sejumlah Rancangan Undang-undang (RUU), di Halaman Gedung DPRD Jabar, Jalan Diponegoro, Kota Bandung, Senin (23/9).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Sembilan anggota polisi Polda Jabar mengalami luka-luka dalam aksi unjukrasa mahasiswa di DPRD Jabar, Senin (23/9) petang. Mereka mengalami luka terkena lemparan batu dari mahasiswa.

Atas insiden tersebut, Polda Jabar akan melakukan penyelidikan. "Polda Jabar akan melakukan penyelidikan terkait insiden tersebut," kata Kabid Humas Polda Jabar, Kombes Pol Trunoyudo Wisnu Andiko dalam siaran persnya.

Baca Juga

Menurut Truno, sembilan anggota polisi yang mengalami luka-luka antara lain AKBP Sutorih (Dalmas Polda Jabar) mengalami luka dan memar di kaki kanan, Brigadir Indra (Reskrim) luka robek di jari kanan, Ipda Budi (Humas) memar tangan kiri, Bripda Andi (Dalmas Polda) luka robek di leher kanan dan dievakuasi ke RS Halmahera. Kemudian Bripda Ilham (Dalmas Polda) keseleo tangan kanan, Bripda Fauzan (Dalmas Polda), Bripda Febi Alexander (Brimob), Bripka E Prasetyo (Brimob), dan Bripda Fikri (Dalmas Polda).

Menurut Truno, aksi unjukrasa mahasiswa awalnya berlangsung tertib. Mereka berkumpul di Gedung DPRD Jabar, Jl Diponegoro sejak siang hingga petang. Kericuhan, kata dia, terjadi selepas magrib, ketika mahasiswa  mencoba masuk ke halaman DPRD Provinsi Jawa Barat. 

Polisi yang bertugas di dalam pagar berusaha melakukan penjagaan. "Lemparan demi lemparan kemudian terjadi. Mahasiswa melemparkan batu dan benda keras lainnya ke dalam halaman tempat personel Polri melakukan pengamanan," kata dia.

Dalam situasi seperti itu, sambung Truno, polisi melalui pengeras suara mencoba menenangkan mahasiswa. Polisi juga meminta koordinator aksi untuk menenangkan rekan-rekannya.

Melihat massa demo yang mulai masuk gerbang, polisi akhirnya mengerahkan water cannon. Semburan air dari water cannon tak membuat mahasiswa mundur. Kericuhan pun pecah kemudian mahasiswa melempari polisi dengan benda keras seperti batu dan botol. "Sebagai anggota Polri harus memiliki jiwa melindungi dan mengayomi saat bertugas, khususnya dalam mengawal demokrasi, kebebasan mengemukakan pendapat masyarakat," ujar dia.

Kapolda Jabar, Irjen Polisi Rudy Sufahriadi, mengatakan, sebagai pelayan masyarakat, Polri bertanggung jawab atas situasi kamtibmas. Ia mengatakan, tugas kepolisian tidaklah mudah. Meski demikian polisi tetap melaksanakan tugas sebagai pelayan masyarakat dan bertanggung jawab atas segala situasi amtibmas di wilayah Jabar.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement