REPUBLIKA.CO.ID,SURABAYA -- Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya terus melakukan berbagai inovasi teknologi untuk menunjang sistem keamanan dan kenyamanan kota. Tahun ini, Pemkot Surabaya bakal menerapkan face recognation system atau alat pendeteksi wajah. Teknologi ini akan diterapkan pada semua CCTV yang sudah tersebar di Kota Surabaya.
Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Surabaya Irvan Wahyudrajat mengungkapkan, teknologi face recognation system tersebut di antaranya dipasang pada kamera CCTV di Terminal Purabaya. Ada 16 titik kamera yang terpasang teknologi pendeteksi wajah di terminal tersebut.
“Tujuannya pertama untuk mendeteksi adanya calo di terminal. Selain itu juga berfungsi untuk mendeteksi para pendatang,” kata Irvan di Surabaya, Senin (23/9).
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini sebelumnya mengatakan, terobosan teknologi terbaru ini, bertujuan untuk memantau dan memberikan keamanan bagi masyarakat. Sebab, teknologi itu mampu menangani berbagai masalah yang terjadi di jalan raya. Misalnya saja jika terjadi kecelakaan tabrak lari, maka kejadian itu dapat tertangkap kamera yang terkoneksi dengan data kependudukan.
“Jadi kelebihannya di situ, kan kita tidak tahu orang itu siapa (pelaku), maka dapat di zoom wajahnya lalu kami hubungkan dengan data kependudukan, jadi kita sudah siapkan itu,” kata Risma.
Ia mengungkapkan, saat ini total CCTV di Surabaya sebanyak 1.200 kamera. Dari jumlah tersebut, semuanya akan menerapkan teknologi face recognition. Bahkan, dari jumlah tersebut, bakal ditambah 280 unit, sehingga totalnya mencapai 1.480 kamera berbasis face recognition.
”Saya berharap tiap pintu masuk kampung juga memiliki fasilitas itu,” ujar Risma.
Setelah teknologi face recognition ini dipasang, pihaknya juga bakal melakukan pertemuan bersama densus, kepolisian, dan jajaran terkait. Tujuannya untuk sama-sama bersinergi dalam menjalankan teknologi ini untuk mendukung pengamanan Kota Surabaya.
“Nanti jika sudah selesai akan kami koordinasikan. Sekarang ini kita sedang setting peralatannya. Kebetulan ini kami buat sendiri software nya, jadi membutuhkan waktu cukup lama. Mudah-mudahan akhir tahun ini November kelar,” kata Risma.
Bahkan, Presiden UCLG Aspac ini juga menjelaskan, setelah teknologi ini berjalan, pihaknya sudah menyiapkan konsep dan langkah berikutnya. Tujuannya untuk terus mengembangkan teknologi face recognition tersebut.
“Jadi misal kalau ada orang yang dua kali tertangkap kamera di lokasi seperti sekolah tapi tidak melakukan apa-apa, maka nanti kita akan lakukan analisa siapa orang tersebut,” kata Risma.