Kamis 19 Sep 2019 13:04 WIB

Hujan Buatan Guyur Dumai, Operasi TMC Diperluas Hingga Jambi

Pesawat TNI AU Hercules C 130 mengangkut sekitar 2.400 kg NaCL.

Rep: Rizky Suryarandika/ Red: Andi Nur Aminah
Hujan Buatan
Foto: BPPT
Hujan Buatan

REPUBLIKA.CO.ID, RIAU -- Operasi TMC (Teknologi Modifikasi Cuaca) atau hujan buatan di Riau berhasil membantu turunnya hujan di Dumai. Tepatnya di Kelurahan Batu Teritip yang berbatasan dengan Rokan Hilir dan Padang Sidempuan, Sumatra Utara pada Rabu (18/9).

Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Hammam Riza, menuturkan keberhasilan tersebut merupakan hasil sinergi antar pihak, yang merupakan tindak lanjut dari Ratas penanganan Karhutla yang digelar Presiden Joko Widodo Senin malam kemarin, (16/9). Hammam mengatakan Posko Riau yang berbasis di Lanud Rusmin Noerjadin akan diperluas wilayah kerjanya hingga Provinsi Jambi yang juga terkena bencana kabut asap akibat karhutla. Hammam juga mengingatkan bahwa penanggulangan Karhutla harus dilakukan secara sistemik.

Baca Juga

“Baik dari udara dengan modifikasi cuaca, dan dari darat dengan mengerahkan tim. Termasuk dibangun sistem membuka lahan dengan menggunakan senyawa hayati Biopeat inovasi BPPT, yang meningkatkan PH lahan gambut. Tidak dibakar. BPPT punya teknologinya,” katanya dalam siaran pers, Kamis (19/9).

Lebih lanjut, Kepala Balai Besar Teknologi Modifikasi Cuaca (BBTMC) BPPT Tri Handoko Seto mengutarakan, hujan terjadi pada sore hari menjelang malam, setelah melakukan penyemaian di dua wilayah sepanjang Rabu dengan mengerahkan dua armada pesawat sekaligus.  "Yaitu satu pesawat untuk di Dumai, Rokan Hilir dan Padang Sidempuan, dan satu pesawat lain untuk wilayah Kampar dan Rokan Hulu,” ujarnya.

Pada penerbangan pertama kata Seto, pesawat TNI AU Hercules C 130 mengangkut sekitar 2.400 kg NaCL untuk operasi penyemaian di Dumai, Rokan Hilir dan Padang Sidempuan. Sedangkan pada penerbangan kedua, mengerahkan pesawat Cassa 212-200 dengan mengangkut bahan semai sekitar 800 kg dengan area penyemaian di Kampar dan Rokan Hulu. “Total volume air pada Rabu, 18 September 2019 tercatat mencapai 3,5 juta M3,” ujarnya.

 

Operasi TMC penanggulangan Karhutla di Riau telah dilaksanakan selama 160 hari dengan melakukan 134 sortir penerbangan penyemaian awan. Total volume air hujan yang dihasilkan selama operasi berlangsung lebih dari 700 juta M3.

“Tingkat kesulitan tebalnya kabut asap yang capai ketinggian 7.000 hingga 8.000 //feet dan terbentuknya lapisan awan di ketinggian 14 ribu hingga 15 ribu feet yang menyulitkan sinar matahari masuk menembus ke permukaan bumi, sehingga awan konvektif sulit tumbuh. Potensi awan di wilayah Riau sekitarnya diperkirakan akan membaik dalam waktu dua sampai empat hari mendatang,” jelasnya.

Posko Riau diperkuat pos pemantauan meteorologi (Posmet) di Dumai dan Pelalawan, dengan jumlah personel 10 orang dari BBTMC-BPPT, satu orang dari BMKG, 13 orang (kru pesawat Hercules C 130 dengan no reg A-1328 dari Skuadron 31 Halim Perdana Kusumah), dan 12 orang (kru Cassa 212-200 no reg A-2108 dari Skuadron 4 Malang). 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement