Rabu 18 Sep 2019 17:08 WIB

Dua Orang Utan Ditemukan Selamat di Tengah Lahan Terbakar

Dua orang utan itu mengalami dehidrasi saat diselamatkan.

Rep: Febrian Fachri / Red: Teguh Firmansyah
Seorang petugas Manggala Agni melakukan kordinasi saat melakukan pendinginan saat kebakaran hutan di Desa Rimbo Panjang, Kabupaten Kampar, Riau, Selasa (17/9).
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Seorang petugas Manggala Agni melakukan kordinasi saat melakukan pendinginan saat kebakaran hutan di Desa Rimbo Panjang, Kabupaten Kampar, Riau, Selasa (17/9).

REPUBLIKA.CO.ID, KETAPANG -- Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalimantan Barat Seksi Konservasi Wilayah (SKW) 1 Ketapang bersama Yayasan IAR Indonesia berhasil menyelamatkan dua individu orang utan yang didapati tengah berlindung dari gempuran kabut asap di dalam hutan.

Ketua Yayasan IAR Indonesia, Tantyo Bangun mengatakan pihaknya menemukan dua orang utan ini di atas pohon di tengah lahan yang sudah terbakar.

Baca Juga

"Melihat kondisi hutan di sekitar orangutan yang sudah habis terbakar, IAR Indonesia memutuskan untuk segera mengevakuasi orangutan ini. Tim penyelamat segera bergerak cepat dan dalam tempo kurang dari 1 jam, kedua orangutan itu sudah terbius dan segera diamankan di dalam kandang transportasi," kata Tantyo, melalui keterangan resmi yang diterima Republika.co.id, Rabu (18/9).

Tantyo mengatakan, setelah diselamatkan oleh tim dari IAR dan BKSDA, kondisi dua orang utan tersebut mengalami dehidrasi. Salah satu individu orang utan setelah diperiksa diketahui memiliki tembakan peluru senapan di bagian muka. Peluru masih menempel di wajah orang utan tersebut.

Tantyo mengatakan Karhutla dalam cakupan yang luas telah sangat terbukti mengancam eksistensi keragaman hayati termasuk orang utan. Terlebih selama ini orang utan selalu terancam punah karena menjadi objek perburuan, pembukaan lahan dan sekarang ditambah oleh kebakaran hutan.

Tantyo menyebut karhutla ini akan berdampak panjang buat ekosistem yang selama ini berada di dalamnya. Tantyo mencontohkan selama setahun ke depan, akan banyak orang utan dan spesies lainnya kehilangan rumah dan sumber penghidupan karena telah terbakar.

“Berdasarkan pengalaman kami pada kasus kebakaran hutan pada tahun 2015, efek kebakaran ini akan terasa bahkan sampai 1 tahun pasca kebakaran. Akan banyak sekali orangutan yang kehilangan rumahnya akibat kebakaran ini. Hal ini akan memicu gelombang besar penyelamatan orangutan," ujar Tantyo.

Ia menyebutkan data dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan dan Yayaan IAR pada tahun 2015 pasca kebakaran hutan, ada 40 individu orang utan yang harus dievakuasi. Bila Karhutla terus dibiarkan terjadi setiap tahun, Tantyo khawatir spesies orang utan akan punah.

Dua orang utan yang diberi nama  Bara dan Arang ini diprediksi Tantyo sudah berumur 20 tahun. Kini keduanya masih menjalani observasi dan perawtan lebih lanjut di Pusat Penyelematan dan Rehabilitasi IAR Indonenesia di Ketapang.

kedua orangutan ini akan ditranslokasikan ke tempat yang lebih aman setelah lolos pemeriksaan kesehatan oleh tim medis IAR Indonesia. 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement