REPUBLIKA.CO.ID, JAMBI -- Mobilitas Bandara Sultan Thaha Jambi sejak kabut asap menyelimuti Kota Jambi belum ada gangguan. Aktivitas penerbangan di bandara itu masih normal.
"Sejauh ini mobilitas di Bandara belum terkendala, sempat terjadi delay dan cancel itu karena keadaan di bandara tujuan," kata Eksekutif General Manager Angkasa Pura II M Hendra Irawan, Selasa (17/9).
Sepanjang kejadian kabut asap di daerah itu, visibility atau jarak pandang terendah terjadi pada 16 Agustus 2019. Saat itu, jarak pandang sejauh 800 meter, dan maskapai penerbangan Garuda tujuan Sumatera Selatan-Jambi tidak jadi mendarat di Bandara Sultan Thaha.
Pilot pesawat memutuskan kembali ke Bandara Sultan Mahmud Badarudin II, Sumatra Selatan atau return to base karena setiap maskapai penerbangan memiliki standar keselamatan masing-masing. Dengan jarak pandang 800 meter pesawat dapat melakukan pendaratan, namun keputusan mendarat atau tidak tergantung pilot pesawat karena ia lebih mengetahui kondisi saat itu.
Pada Senin (16/9), maskapai penerbangan Wings Air melakukan pembatalan penerbangan tujuan Jambi-Muaro Bungo, Kerinci. Hal itu disebabkan oleh kondisi cuaca di bandara tujuan dan alasan operasional.
Meski demikian secara umum aktivitas di Bandara Sultan Thaha berjalan seperti biasa. Peerbangan yang batal dan tertunda bukan terkendala di Bandara Sultan Thaha melainkan kondisi di bandara tujuan. Jarak pandang di bandara itu diperbarui setiap 30 menit sekali.
"Pada hari ini jarak pandang terdekat terjadi pada pukul 09.00 WIB dengan jarak pandang 2.600 meter, dan hingga siang hari, jarang pandang tersebut semakin meningkat hingga 4.300 meter, dan terus meningkat," kata Hendra.
Dijelaskan M Hendra Irawan Bandara baru dapat ditutup jika terjadi insiden atau run away terkendala untuk pendaratan, seperti banjir dan lainnya.
"Untuk penumpang sendiri masih normal, kabut asap yang terjadi belum mempengaruhi, baik terhadap aktifitas penerbangan, mobilitas bandara dan jumlah penumpang," kata M Hendra Irawan.