REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengomentari dua maskapai yang memberhentikan sementara layanan penerbangannya dari Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajati. Yakni, Garuda dan Citilink yang berhenti melayani sejak awal bulan lalu.
Ridwan Kamil menilai, hal tersebut disebabkan akses jalan tol dari dan menuju BIJB Kertajati belum rampung. Tol Cisumdawu dianggap sebagai faktor utama.
"Kuncinya hanya satu, yaitu jalan tol. Jalan tol yang belum selesai membuat warga memilih pilihan-pilihan yang mungkin lebih nyaman bagi mereka. Jadi, apa pun pertanyaan (soal) Kertajati, jawabannya itu," ujar Ridwan Kamil yang akrab disapa Emil kepada wartawan di gedung DPRD Jabar, Selasa (17/9).
Namun, meskipun dua maskapai tersebut berhenti sementara, saat ini masih terdapat sembilan rute penerbangan yang dilayani Air Asia dan Lion Air. Menurut Emil, pemerintah hanya dapat berupaya memaksimalkan fasilitas yang ada, tapi keputusan tetap berada di tangan konsumen.
"Intinya kami dari pemerintah selalu berupaya memaksimalkan dengan keterbatasan yang ada, tidak tinggal diam," katanya.
Namun, kata dia, faktor ini namanya hubungan dagang antara konsumen dan pelayanan. Jadi, tentu keputusan ada di konsumennya akan memilih mana yang nyaman.
"Faktanya juga harus realistis, kalau penumpang lebih memilih naik yang lain ya kita harus cari jangka pendek," katanya.
Oleh karena itu, menurut Emil, saat ini pihaknya tengah menggenjot pembangunan Cisumdawu yang diprediksi selesai pada akhir 2020 atau awal 2021. Nantinya, jarak tempuh Bandung-Kertajati diprediksi hanya akan mencapai 45 menit. Perkembangan pembangunan disebut telah mencapai 50 persen.
"Sudah 50 persenan, saya monitor terus. Mudah-mudahan akhir taun depan dan awal 2021 sudah beres soalnya nunggu (pembangunan) Rebana juga. Kuncinya ada di pintu itu," katanya.