REPUBLIKA.CO.ID, PALANGKA RAYA -- Belasan orang utan yang sedang direhabilitasi di kawasan Yayasan Penyelamatan Orangutan Borneo (BOS) di Nyaru Menteng, Kalimantan Tengah mengalami infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) akibat kabut asap beberapa pekan terakhir ini.
Orang utan terinfeksi ISPA itu mulai dari dewasa hingga balita yang berada di kandang dan yang sedang mengikuti sekolah hutan. “Lokasi sekolah hutan memang tidak terlalu jauh dari hutan yang terbakar. Kemungkinan itu salah satu yang menyebabkan belasan orang utan mengalami ISPA,” kata salah seorang dokter Yayasan BOS, Viet, di Palangka Raya, Selasa (17/9).
Mengenai orang utan hasil rehabilitasi yang sudah dilepas di sejumlah hutan, Yayasan BOS belum ada menemukan atau mendapat informasi terpapar kabut asap. Meski begitu, Yayasan BOS terus berupaya memantau hutan-hutan yang menjadi tempat pelepasliaran orang utan.
Viet mengatakan sekarang ini lebih fokus memantau dan merawat orang utan yang berada di pusat rehabilitasi. Apabila ada yang terinfeksi, maka langsung dilakukan penanganan dengan memberikan beberapa ramuan herbal dan suplemen vitamin serta lainnya.
“Kami memang ada membuat sendiri ramuan herbal dari bawang yang diberikan kepada orang utan terserang ISPA. Kan ada juga orang utan yang sempat terserang ISPA berhasil disembuhkan. Tapi, karena ada kabut asap ini, ya kambuh lagi,” kata Viet.
Berdasarkan data Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU) milik Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (Kemen LHK), kondisi udara di Provinsi Kalteng, khususnya Kota Palangka Raya telah berada di level berbahaya bagi mahluk hidup, baik manusia, orang utan maupun hewan lainnya.
Kabut asap pekat akibat kebakaran hutan dan lahan (karhutla) itu juga membuat pemerintah daerah meliburkan aktivitas belajar-mengajar dari tingkat TK hingga perguruan tinggi. Penerbangan dari dan ke Bandara Tjilik Riwut Kota Palangka Raya pun banyak yang dibatalkan.