REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Ketua Komisi IX DPR, Dede Yusuf, meminta pemerintah daerah segera memberikan perhatian terhadap kasus bayi minum kopi yang viral di media sosial.
Dede menilai kondisi ini bisa berdampak buruk kepada masyarakat luas. Kasus seperti ini harus dipandang dari sisi kesetiakawanan sosial.
"Ketika ada warga tidak mampu beli susu untuk anaknya sebab miskin, maka yang perlu kita pertanyakan adalah apa yang sudah dilakukan kepala desanya, tetangganya, lurahnya, camatnya, bupatinya, masa ada anak seperti ini, tidak terlihat dengan mata. Ini konteksnya sosial," ujar Dede saat dijumpai di Kantor Kemenkominfo, Jakarta Pusat, Senin (16/9).
Dirinya mengingatkan, informasi yang viral ini berbahaya untuk masyarakat. Sebab nantinya masyarakat bisa menganggap bahwa kopi lebih baik daripada susu.
"Jadi jangan dibiarkan jadi viral. Nanti jadinya masyarakat mikir kopi lebih baik daripada air susu ibu (ASI). Bahaya ini,” kata dia.
Dia meminta petugas dinas sosial setempat, kepala desa dan camat setempat harus intervensi langsung, sediakan susu jika ibunya tidak mampu memberikan susu. “Mereka harus paham mana warganya yang tidak mampu, bisa disalurkan lewat puskesmas, " kata Dede.
Sebelumnya, kabar seorang bayi asal Desa Tonro Lima, Polewali Mandar, Sulawesi Barat yang diberi kopi sejak berusia enam bulan viral setelah diberitakan media massa. Orang tua sang bayi mengaku tak mempu membeli susu hingga buah hatinya yang kini berusia 14 bulan minum kopi.