Sabtu 14 Sep 2019 17:26 WIB

Bayi Terdampak Kabut Asap Harus Dipasangkan Nebulizer

ada juga beberapa bayi lain yang butuh pertolongan oksigen.

Rep: Febrian Fachri/ Red: Esthi Maharani
Pengendara kendaraan bermotor menembus kabut asap pekat dampak dari kebekaran hutan dan lahan di Pekanbaru, Riau, Jumat (13/9/2019).
Foto: Antara/Rony Muharrman
Pengendara kendaraan bermotor menembus kabut asap pekat dampak dari kebekaran hutan dan lahan di Pekanbaru, Riau, Jumat (13/9/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, PEKANBARU- Seorang bayi di Kota Pekanbaru harus dipasangkan Nebulizer atau sebuah alat yang digunakan untuk memasukkan obat dalam bentuk uap untuk dihirup ke dalam paru-paru untuk berlindung dari serangan kabut asap. Orang tua bayi Yenirika, warga Desa Rimbo Panjang, Kecamatan Tambang, Kabupaten Kampar, yang berbatasan dengan Kota Pekanbaru, mengatakan beberapa hari terakhir, bayinya itu bersin-bersin dan gelisah setiap tidur.

Yenirika memilih mengungsi ke posko yang didirikan DPW PKS Provinsi Riau di Pusat Kota Pekanbaru supaya mendapat pertolongan. "Kalau kondisi anak saya sehat. Cuma karena asap mungkin ada bersin-bersin dan tidurnya kurang nyaman," kata Yenirika di Posko DPW PKS, Sabtu (14/9).

DPW PKS mendirikan posko untuk melayani warga yang terdampak bencana kabut asap. Posko tersebut terletak di Jalan Soekarno Hatta, Kecamatan Marpoyan Damai, Kota Pekanbaru, Riau.

Selain bayi Yenirika, ada juga beberapa bayi lain yang butuh pertolongan oksigen. Beberapa orang dewasa juga meminta dipasangkan nebulizer karena tidak tahan dengan kabut asap.

Yenirika mengatakan setelah dipasangkan nebulizer, bayinya mulai tampak tenang. Yenirika sendiri mengaku juga terpapar asap. Dampaknya sekarang dirinya mengalami sesak napas dan sakit kepala.

Deputi Humas DPW PKS Riau Enda Inspirasi mengatakan, hari ini jumlah pengungsi bertambah. 85 orang. Sebelumnya ada 75 orang. Jadinya posko DPW PKS kini menampung 160 orang lebih.

Enda menyebutkan, pengungsi mulai dari anak-anak, orang tua, bayi, lansia, ibu hamil dan ibu menyusui. Para pengungsi berada di ruang yang steril yang ada AC. Selain mengungsi warga juga mendatangi posko untuk mendapatkan pengobatan.

"Beberapa pasien ada yang diberikan oksigen dan juga nebulizer," ujar Enda.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement