Jumat 13 Sep 2019 21:24 WIB

Bandara Syamsudin Noor Banjarmasin 'Dikepung' Api

Sebanyak enam titik karhutla terdeteksi yang menjadi sumber utama kabut asap.

Pesawat komersial mendarat di Bandara Syamsudin Noor yang di selimuti kabut asap di Banjarbaru, Kalimantan Selatan, Rabu (11/9/2019).
Foto: Antara/Bayu Pratama
Pesawat komersial mendarat di Bandara Syamsudin Noor yang di selimuti kabut asap di Banjarbaru, Kalimantan Selatan, Rabu (11/9/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, BANJARBARU -- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kalimantan Selatan mencatat, sedikitnya ada 6 titik kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang mengepung Bandara Syamsudin Noor Banjarmasin. Enam titik tersebut disebut menjadi sumber utama penyumbang kabut asap di kawasan bandara.

"Enam titik kebakaran lahan ini menjadi sumber utama penyumbang kabut asap yang menutupi kawasan bandara," kata Kepala Pelaksana BPBD Kalsel Wahyuddin di Banjarbaru, Jumat (13/9).

Baca Juga

Wahyuddin menyebut, untuk enam lokasi karhutla itu terdapat di kawasan Guntung Damar dan Tegal Arum Kelurahan Syamsudin Noor sebanyak empat titik, satu titik di Kecamatan Liang Anggang dan satu titik di Jalan Trikora tepatnya di Griya Utama Trikora. Untuk meredam api yang rawan muncul di lokasi tersebut, petugas terus melakukan pembasahan setiap hari.

"Pagi sampai sore hari terus kami lakukan penyiraman di lahan-lahan yang terbakar dan juga pembasahan di bekas-bekas lahan yang sudah terlihat padam. Harapannya jika malam hari asap berkurang dan pagi hari ketika embun yang jika bercampur asap membuat jarak pandang terganggu tidak terjadi," ujarnya.

Wahyuddin mengakui bahwa lahan gambut yang terbakar tidak mudah untuk dipadamkan, mengingat kedalamannya yang bervariasi dan menyulitkan untuk memijakkan kaki ketika petugas berupaya mendekat. "Faktor keselamatan petugas juga kami perhitungkan, termasuk saat pemadaman harus menggunakan masker untuk melindungi diri dari kabut asap," katanya.

Sementara untuk faktor sumber air yang kering juga jadi kendala tersendiri. Bahkan, lima unit helikopter untuk "water boombing" juga harus mengambil air di lokasi yang cukup jauh.

Namun, segala kendala yang dihadapi menurut Wahyuddin bukan jadi alasan untuk menyerah dan sebaliknya semangat dari seluruh petugas gabungan baik BPBD, Manggala Agni, TNI dan Polri hingga para relawan Masyarakat Peduli Api (MPA) tetap terjaga demi menghilangkan kabut asap akibat terbakarnya lahan.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement