Jumat 13 Sep 2019 18:31 WIB

Pertarungan Melawan Pengaruh Gawai pada Remaja

Orangtua harus terus belajar dan menambah wawasan tentang dunia siber.

Ketua Perhimpunan MTP saat memberikan penyuluhan tentang “Peran Keluarga dalam Menangkal Bahaya Pornografi di Era Digital” kepada Majelis Taklim Ibu-Ibu (MTI) Masjid Baabut Taubah, Kemang Pratama, Bekasi.
Foto: Foto: Istimewa
Ketua Perhimpunan MTP saat memberikan penyuluhan tentang “Peran Keluarga dalam Menangkal Bahaya Pornografi di Era Digital” kepada Majelis Taklim Ibu-Ibu (MTI) Masjid Baabut Taubah, Kemang Pratama, Bekasi.

REPUBLIKA.CO.ID, Orangtua penting untuk berjuang memenangkan pertarungan melawan pengaruh gawai pada remaja. Karena saat ini intensitas remaja menggunakan gawai sangat tinggi. Padahal, muatan gawai terutama karena terkoneksi dengan internet tidak selalu baik.

Demikian disampaikan oleh Azimah Subagijo, Ketua Perhimpunan MTP saat memberikan penyuluhan tentang “Peran Keluarga dalam Menangkal Bahaya Pornografi di Era Digital” kepada Majelis Taklim Ibu-Ibu (MTI) Masjid Baabut Taubah, Kemang Pratama, Bekasi, Jawa Barat, dalam keterangannya yang diterima Republika.co.id, Kamis, (12/9).

Dikatakan Azimah, masyarakat Indonesia merupakan pengguna gawai tertinggi di dunia yaitu 181 menit perhari. Namun pada remaja, intensitas penggunaan gawai ditemukan fakta penggunaan yang lebih lama lagi.

Berdasarkan survey kecil-kecilan di setiap forum yang dihadirinya, Azimah menemukan bahwa rata-rata remaja menggunakan gawainya antara 2-3 kali lebih lama atau 6-9 jam per hari.

“Padahal  intensitas yang tinggi dengan gawai setidaknya mempengaruhi perilaku seseorang menjadi kurang produktif bahkan negatif seperti: kurang kreativitas, kurang komunikasi tatap muka, gangguan privasi, insomnia, kemalasan fisik, kecanduan internet, cyber bulying, hingga pornografi,” ujar Azimah yang juga pembicara tetap di program Parenting Line, Bravos Radio, Jakarta.

Untuk itu, Azimah mengajak, para peserta penyuluhan untuk mengintrospeksi diri terutama dalam hal penggunaan gawai di rumah. Mulailah dengan pembatasan waktu penggunaan gawai, selanjutnya membiasakan menggunakan gawai dengan bertujuan yaitu hanya untuk yang penting dan bermanfaat.

Selain juga, orangtua harus meningkatkan kualitas komunikasi orangtua dan anak di rumah. Termasuk orangtua sudah seharusnya menjadi teman bagi anaknya baik di dunia nyata maupun dunia maya. Sehingga orangtua tahu apa saja yang diposting anaknya maupun dengan siapa ia berinteraksi di dunia maya.

Hal ini terutama untuk mengantisipasi kejahatan yang dilakukan oleh predator anak yang semakin hari semakin intens menyasar anak untuk jadi  korbannya.  Menuutnya, ketidaktahuan orangtua tentang dunia siber terutama dengan siapa anaknya bicara saat berselancar di dunia siber, mengakibatkan anak rentan menjadi target para online groming yang menipu dan memanipulasi anak untuk mengambil keuntungan seksual dari anak.

"Untuk itu, orangtua harus terus belajar dan menambah wawasan tentang dunia siber ini dan menerapkan pengawasan yang optimal di keluarga,“ ujar Azimah.

Pada kesempatan yang sama, Feny Kusumawardani, penyuluh sosial di Pusat Penyuluh Sosial Kementerian Sosial RI, menyatakan, bahwa Kementerian Sosial juga sudah membuat materi-materi penyuluhan tentang bahaya narkoba dan pornografi yang dapat diunduh di playstore dengan gratis dan mudah. Cukup klik Ruang Penyuluh Sosial kemudian pilih masyarakat dan memasukan nomor induk kependudukan (NIK), maka sudah dapat memperoleh materu-materi penyuluhan.

 “Melalui layanan Ruang Penyuluh Sosial di playstore Kemensos ini, maka orangtua dapat belajar dan menambah wawasan tentang bahaya narkoba dan pornografi dan bahkan ikut terlibat memberi penyuluhan kepada orangtua-orangtua yang lainnya,” ujar Feny yang juga Ketua Ikatan Penyuluh Sosial Indonesia (IPENSI).

Kegiatan penyuluhan yang dihadiri sekitar 50 peserta ini terselenggara atas kerja sama Pusat Pengembangan Profesi (Pusbangprof), Pusat Penyuluh Sosial  Kementerian Sosial RI,  Perhimpunan MTP dan MTI Baabut Taubah, Kemang Pratama Bekasi. Atas terselenggaranya kegiatan ini, Murni, pengurus MTI Baabut Taubah mengucapkan terima kasih dan penghargaan kepada Perhimpunan MTP dan  Kemensos RI yang telah memberikan penyuluhan bahaya pornografi dan literasi media kepada ibu-ibu Jama’ah MTI Baabut Taubah.

Bahkan di kesempatan lain, Murni berharap Perhimpunan MTP dan Penyuluh Sosial Kemensos RI dapat datang lagi untuk bedah buku Pornografi Dilarang Tapi Dicari dan atau juga memberikan penyuluhan kepada para remaja masjid. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement