Kamis 12 Sep 2019 19:43 WIB

Bupati Banyuwangi dan Jajarannya Shalat Gaib untuk Habibie

BJ Habibie telah menjadi sosok yang menginspirasi banyak orang.

Karya BJ Habibie
Foto: republika
Karya BJ Habibie

REPUBLIKA.CO.ID, BANYUWANGI -- Meninggalnya Prof Bacharuddin Jusuf Habibie, presiden ketiga Republik Indonesia, menyisakan duka bagi segenap bangsa Indonesia. Termasuk juga dirasakan oleh Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas dan segenap Jajaran Pemerintah Kabupaten Banyuwangi.

Sholat ghaib tersebut berlangsung di Masjid Babussalam Pemkab Banyuwangi, Kamis(12/9). Untaian doa terbaik dilantunkan bagi presiden ketiga RI ini, berharap semoga semua jasa beliau bagi bangsa Indonesia menjadi pahala yang melapangkan jalan menuju surga-Nya.

“Kami ikut merasakan duka cita mendalam atas wafatnya Prof Bacharuddin Jusuf Habibie. Seiring doa semoga Allah SWT menempatkan beliau di tempat terbaik di sisi-Nya, mengampuni seluruh khilaf, dan memberikan ketabahan dan keikhlasan bagi keluarga besar Bapak Habibie," kata Anas.

Bupati Anas mengatakan BJ Habibie telah menjadi sosok yang menginspirasi banyak orang khususnya anak-anak muda untuk mencintai ilmu pengetahuan dan teknologi.

“Karya beliau berupa industri pesawat nasional telah memberikan kebanggaan bagi seluruh rakyat Indonesia. Hingga akhirnya memotivasi banyak generasi muda untuk berkiprah tidak di hanya di bidang teknologi namun di berbagai bidang untuk memajukan Indonesia,” kata Anas.  

Inspirasi lain dari Habibie yang bisa dicontoh oleh generasi muda, kata Anas adalah Habibie seorang yang taat beragama.  Habibie bahkan dikenal sebagai salah seorang pendiri Ikatan Cendikiawan Muslim Indonesia (ICMI).

“Hal ini juga salah satu yang menginspirasi kami dalam membangun Banyuwangi. Pembangunan boleh terus maju, namun nilai-nilai keagamaan  tetap menjadi dasar agar semua berjalan dalam koridor yang benar,” ujarnya.

Bacharuddin Jusuf Habibie meninggal dunia pada pukul 18.05 Wib di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Subroto, Jakarta dalam usia 83 tahun. Pria kelahiran ParePare, Sulawesi Selatan, 25 Juni 1936 itu meninggal setelah sempat dirawat setelah menjalani perawatan intensif di rumah sakit sejak 1 September 2019. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement