REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden BJ Habibie dimakamkan di sebelah pusara istrinya, Hasri Ainun Besari di Taman Makam Pahlawan (TMP) Kalibata. Wafatnya Habibie memang menjadi duka bagi semua. Namun, putra sulung Habibie, Ilham Akbar memakamkan ayahnya, bersebelahan dengan Ainun menjadi penentram rasa kehilangan.
“Ini (memakamkan bersebelahan, Red), adalah satu hal yang menenangkan kita dalam duka ini. Mereka (Ainun dan Habibie, Red) bisa bersatu. Bersatu di akhirat, sesuatu hal yang didamba-dambakan oleh Bapak semenjak Ibu wafat,” kata Ilham ketika menyampaikan sambutan keluarga saat pemakaman Habibie, di TMP Kalibata, Jakarta Selatan (Jaksel), Kamis (12/9).
Habibie, tutup usia pada Rabu (11/9) petang lantaran sakit dan menua. Usianya sudah 83 tahun. Sedangkan Ainun, sudah duluan meninggal dunia pada 2010 lalu. Ilham mengatakan, ayah dan ibunya, memang tak pernah mau dipisahkan. Termasuk dalam soal pemakaman.
BJ. Habibie di makam Ainun Habibie
Ilham mengatakan, setelah Ainun mangkat sembilan tahun lalu, Habibie benar-benar merasa kehilangan. Habibie mengisi rasa kehilangan itu dengan mengirimkan doa dan bertahlil setiap hari, dan mengunjungi pusara Ainun setiap pekannya. “Bayangkan, Bapak itu tiap hari, tiap hari tahlilan. Setiap Jumat, ke makam (Ainun) untuk berdoa,” terang Ilham. Begitu setia kepada Aiunun, kata Ilham sampai Habibie hanya menginginkan untuk dimakamkan di sebelah pusara istrinya.
Keinginan tersebut, kata Ilham menjadi kewajiban untuk diwujudkan. “Begitu setia Bapak, dan sampai sekarang pun dikuburkan di sebelahnya (Ainun),” kata Ilham.
Ia berdoa dengan memakamkan Habibie di sebelah pusara Ainun, menuntaskan keinginan terakhir almarhum. “Insya Allah, semoga mereka (Ainun dan Habibie, Red) untuk selamanya berdua di sisi Allah Subhana Wataala, di surga, di akhirat, di alam baka,” kata Ilham.