REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Wali Kota Bandung Oded M. Danial ikut berduka atas wafatnya Presiden Ketiga Republik Indonesia BJ. Habibie. Oded mengaku ikut merasa kehilangan dengan kepergian mantan atasannya saat bekerja di Industri Pesawat Terbang Nusantara (IPTN) yang kini menjadi PT Dirgantara Indonesia (PTDi).
Oded mengatakan pernah menjadi anak buah Habibie saat bekerja di IPTN selama 16 tahun. Selama itu, ia mengenal Habibie sebagai sosok teladan dalam memimpin. “Saya Mang Oded secara pribadi, lembaga dan atas nama saya mantan anak buah beliau sebagai wlaikota juga saya merasa kehilangan. Dan saya sedikit banyaknya akan terus berupaya saya meneladani beliau,” kata Oded di sela-sela kegiatannya di Jalan Asia Afrika, Kota Bandung, Kamis (12/9).
Oded menuturkan sosok Habibie yang dipandangnya sangat luar biasa. Sebagai pemimpin ada dua aspek yang menjadikan Habibie sebagai putra bangsa terbaik yang juga diteladaninya selama ini.
Ia menyebutkan ada dua aspek dalam pribadi Habibie. Yakni aspek dzikir dan pikir yang menjadi keistimewaan beliau.
Menurutnya sebagai pemimpin perusahaan beliau punya kekuatan aspek dzikir yang mana dalam kesehariannya selalu ingat Allah SWT dan akhirat. Penilaian ini dapat dilihatnya karena beberapa kali bertemu beliau saat diminta mengelola Masjid Habiburahman yang merupakan masjid di kawasan PTDI.
“Saya lihat dari apa yang disampaiakn dan keseharian, puasa Senin Kamis luar biasa dan beliau selalu baca quran setiap hari. Ini menunjukkan sosok yang aspek dizkirnya luar biasa,” ujarnya.
Keistimewaan kedua, kata dia, sosok Habibie sebagai pribadi yang berpikir. Habibie memiliki kecerdasan intelektual yang tinggi bahkan dipercaya memimpin perusahaan besar di Jerman. Meski telah menjabat posisi strategis di luar negeri, tambahnya, nyatanya Habibie tetap cinta pada tanah air.
Di mana saat pemerintah Indonesia memanggilnya kembali ke tanah air, beliau dengan ikhlas melepas jabatannya di Jerman. “Dan keikhlasannya ketika beliau sudah menjadi direktur pejabat tinggi di perusahaan. Ketika Pak Harto (Presiden Suharto) meminta kembali ke Indonesia, kecintaannya kepada NKRI luar biasa dia kembali. Dan dia diminta untuk mengembanjak industri pesawat terbang di Indonesia. Tandanya orang visioner adalah orang yang punya keikhlasan,” tuturnya.
Ia pun mengajak masyarakat Kota Bandung khususnya untuk ikut meneladani sosok Habibie. Serta ikut melanjutkan perjuangan beliau dalam membangun dan memajukan bangsa Indonesia. Pemerintah Kota Bandung pun mengibarkan bendera Merah Putih setengah tiang pada apel pagi di Plaza Balai Kota Bandung Jalan Wastukancana, Kamis (12/9) ini.
Hal itu sebagai simbol Pemkot Bandung turut beduka atas meninggalnya Presiden ke-3 Republik Indonesia, BJ Habibie pada Rabu (11/9) kemarin.
Sekretaris Daerah Kota Bandung, Ema Sumarna yang menjadi inspektur pada apel tersebut menyebutkan, sosok BJ Habibie banyak memberikan inspirasi serta daya dorong untuk kebaikan berbangsa dan bernegara. Ema juga menyebutkan, sosok BJ Habibie adalah bapak bangsa, bapak reformasi dan bapak demokrasi bagi Indonesia.
“Hal itu tidak hanya diakui oleh bangsa ini, tetapi juga oleh bangsa-bangsa di dunia,” sambungnya. Seperti diketahui, Pemerintah menetapkan hari berkabung nasional dan mengajak masyarakat mengibarkan bendera setengah tiang atas penghormatan kepada BJ Habibie. Ajakan ini disampaikan lewat surat Nomor B-1010/M.Sesneg/Set/TU.0 yang ditandatangani oleh Mensesneg Pratikno.
Surat itu ditujukan kepada para pimpinan lembaga negara, Gubernur Bank Indonesia, para menteri, Jaksa Agung, Panglima TNI, Kapolri, kepala daerah, hingga perwakilan Republik Indonesia di luar negeri. Sesuai dengan ajakan tersebut, sejumlah kantor di lingkungan Pemkot Bandung juga mengibarkan bendera setengah tiang. Termasuk di kelurahan dan kecamatan di Kota Bandung.