Kamis 12 Sep 2019 00:19 WIB

Seluruh Steel Box Girder Terpasang di Jalan Layang Japek

Sebanyak 2.573 unit SBG dengan dimensi yang berbeda-beda telah terpasang.

Rep: Ita Nina Winarsih/ Red: Dwi Murdaningsih
Steel box girder (SBG) terakhir di ruas jalan layang tol Jakarta-Cikampek, telah terpasang.
Foto: dok. Humas Jasa Marga
Steel box girder (SBG) terakhir di ruas jalan layang tol Jakarta-Cikampek, telah terpasang.

REPUBLIKA.CO.ID, KARAWANG -- PT Jasa Marga (Persero) Tbk, melansir steel box girder (SBG) terakhir berhasil dinaikkan, pada konstruksi jalan layang Tol Jakarta-Cikmpek. SBG tersebut, merupakan dasar konstruksi dari jalan layang yang panjangnya mencapai 36,40 kilometer tersebut.

Direktur Utama PT Jasamarga Jalan Layang Cikampek (JJC) selaku pengelola Jalan Tol Jakarta-Cikampek II (Elevated), Djoko Dwijono, mengatakan salah satu pekerjaan mayoritas proyek jalan tol layang ini, adalah pengangkatan SBG. Adapun, jumlah SBG untuk proyek ini sebanyak 2.573 unit, dengan dimensi yang berbeda-beda.

Baca Juga

"Pada dini hari tadi, seluruh SGB sudah berhasil kita naikan dan di pasang," ujarnya, Rabu (11/9).

SBG yang terakhir ini, berada di KM 17 Bekasi Timur. Dengan selesainya pengangkatan SBG terakhir ini, menandakan penyelesaian konstruksi masih sesuai dengan target. Yaitu, sampai akhir September 2019.

Proses pengangkatan seluruh SBG untuk Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated ini, selesai dalam waktu 22 bulan. Dari total pekerjaan proyek yang saat ini telah berjalan sepanjang 30 bulan. Setelah pengangkatan SBG ini, pekerjaan konstruksi sudah selesai.

Selanjutnya, pihaknya akan fokus pada pekerjaan pengecoran slab. Kemudian, pada proses lainnya seperti uji beban, uji layak fungsi dan uji layak operasi.

Djoko menambahkan, dengan selesainya pengangkatan SBG terakhir ini maka mayoritas pekerjaan akan fokus dilakukan di bagian atas (badan jalan) proyek. Sehingga, diharapkan potensi adanya rekayasa lalu lintas saat pekerjaan proyek berlangsung dapat berkurang.

"Pastinya masih ada proses pekerjaan yang harus dilakukan di Jalan Tol Jakarta-Cikampek, seperti adanya antrean truk mixer ketika pengecoran slab dilaksanakan, ataupun saat loading material," ujarnya.

Adapun ekerjaan-pekerjaan minor, dan pastinya pekerjaan dilakukan secara spot by spot. Dengan ini, pihaknya berharap, potensi rekayasa lalu lintas yang dilakukan saat window time proyek berlangsung dapat diminimalisasi.

Ruas Tol Jakarta-Cikampek eksisting, proyek Jalan Tol Layang Jakarta-Cikampek II (Elevated), membentang dari ruas Cikunir hingga Karawang Barat (Sta 9+500 s.d. Sta 47+500). Jalan Tol Jakarta-Cikampek II (Elevated) ini, merupakan jalur alternatif bagi pengguna jalan tol yang akan menuju ke Cikampek maupun Bandung.

"Selain itu, jalan tol ini juga dapat menunjang distribusi arus barang dan jasa, baik yang menuju maupun keluar Jakarta dari Jawa Barat dan berlanjut dari atau ke Jawa Tengah hingga Jawa Timur," kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement