REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Laksana Tri Handoko menyampaikan duka cita atas wafatnya Presiden ke-3 Republik Indonesia (RI) Bacharudin Jusuf Habibie. Bapak Demokrasi itu sebelumnya menjalani perawatan intensif di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Subroto, sejak awal September.
"Saya atas nama pribadi dan keluarga besar LIPI turut berbelasungkawa atas meninggalnya beliau. Semoga beliau diberi tempat terbaik di sisi-Nya," kata dia melalui sambungan telepon kepada Antara di Jakarta, Rabu.
Ia mengatakan masih terkesan dengan pesan Habibie terkait kemajuan Iptek di Indonesia.
"Yang sering disampaikan Beliau adalah bagaimana Iptek di negara kita bisa terus berkembang. Bisa mengintegrasikan semua sehingga menjadi semakin baik dan makin efisien untuk kemajuan Indonesia," tuturnya.
Ia juga sangat terkesan dengan semangat Habibie yang tidak kenal lelah bahkan saat kondisi kesehatannya semakin menurun.
"Kalau beliau bicara kan masih semangat berapi-api, seperti tidak kenal lelah, bahkan sampai saat terakhir meskipun makin menurun kondisinya."
B.J. Habibie meninggal dunia dalam usia 83 tahun pukul 18.05 WIB di RSPAD Gatot Subroto di Jakarta pada Rabu. Menurut putranya, Thareq Kemal Habibie, sang ayah berpulang karena faktor usia. Habibie meninggal dunia dikelilingi oleh keluarga terdekat termasuk kedua putranya dan cucu-cucunya.
"Sampai titik terakhir saya masih ada di situ tapi hari ini pada tanggal 11 September 2019 jam 18.05, Presiden RI Ke-3 Bacharuddin Jusuf Habibie, sudah meninggal," ujar Thareq.